Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Guru - Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hadirnya Pasar Merubah Tempat Jin Buang Anak Menjadi Ramai

19 Agustus 2023   11:06 Diperbarui: 19 Agustus 2023   14:25 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pasar memang mengumpulkan orang-orang yang tadinya jarang bertemu menjadi bertemu. Seperti halnya pasar GSP yang mempertemukan antara pelanggan dan penjual, dan juga tempat bertemunya antara pembeli dengan pembeli. Silaturahmi bisa terjadi di pasar, karena dikumpulkan oleh kebutuhan. Saya bisa bertemu dengan tetangga tidak di kampung kami tinggal, tapi bertemu di pasar karena tetangga tersebut seorang penjual daging ayam di pasar.

Pasar GSP menjadi tempat bagi sebagian penduduk untuk mencari nafkah. Para pedagang di GSP ini ternyata ada juga yang berasal dari daerah lain karena pasar di tempat mereka berasal dipindahkan ke tempat yang tidak begitu strategis. Pedagang itu selalu mengikuti kemana orang banyak pergi, karena mereka akan mencari pembeli. 

Bila sebelumnya perempatan joglo hanya menjadi lintasan saja, maka setelah ada pasar GSP tempat ini menjadi tujuan berbelanja. Apalagi dengan adanya trayek GSP-Sukanagalih-Cipanas yang bisa melayani orang-orang dari sekitar Kota Bunga ke pasar GSP dan juga transit para pelajar yang akan pergi pulang ke sekolah.

Selain itu ada juga terminal untuk angkutan penumpang ke daerah pelosok, yaitu mobil jurusan Cipari maupun Sadamaya yang sebelumnya tidak ada. Sebelumnya terminal angkutan penumpang kedua jalur ini berada di Cipanas, namun sekarang berpindah ke sekitar pasar GSP. Pasar GSP berubah menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Saya membayangkan bagaimana pasar yang berada di daerah Cianjur selatan yang diadakannya seminggu sekali. Para pedagang berpindah tempat dari satu desa ke desa yang lain.  Ada Pasar Senen, Pasar Rabu atau Pasar hari lainnya. Para pedagang sudah punya waktu tertentu untuk sama-sama berjualan, dan demikian pula para konsumen sudah tahu kapan mereka harus berbelanja untuk memenuhi kebutuhannya. 

Namun di hari selain hari pasar, pasar tersebut akan sepi. Yang ada hanya lapak-lapak yang kosong dan akan ramai kembali di hari pasar. Saya pernah pergi ke pasar untuk berbelanja ke pasar mingguan, dan ternyata pasar tersebut sepi karena bukan waktunya,  tidak ada pedagang maupun pembeli.  

Adanya perdagangan telah membuat manusia satu dengan yang lainnya terhubung, dan masyarakat bisa terpenuhi kebutuhannya dengan cara yang murah. Para pedagang ini mempermudah distribusi barang dari satu tempat ke tempat lainnya dan tentunya mendapatkan keuntungan sesuai dengan yang mereka harapkan. Mungkin saja tempat-tempat yang tadinya sepi akan menjadi ramai  dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dengan adanya pasar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun