Mohon tunggu...
Isnaedi Ikhwal
Isnaedi Ikhwal Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru SD Negeri 1 Lebakwangi, Kec. Pagedongan, Kab. Banjarnegara

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

1.1.a.8 Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

1 April 2024   21:56 Diperbarui: 2 April 2024   10:52 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara

Assalaamu'alaiku Wr. Wb.

Salam Guru Penggerak

Salam dan Bahagya

Pada kesempatan kali saya Isnaedi Ikhwal, Calon Guru Penggerak Angkatan 10 dari Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah akan menyampaikan kesimpulan dan refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

Kesimpulan

Setelah mempelajari Modul 1.1 alhamdulillah banyak sekali ilmu pengetahuan yang saya dapatkan tentang pendidikan untuk merubah dan memperbaiki pola pembelajaran saya selama ini. 

Menurut Pemikiran Ki Hadjar Dewantara, bahwa pendidikan dan pengajaran memiliki makna yang berbeda dalam memahami arti dan tujuan pendidikan. Pendidikan mencakup di dalamnya proses pengajaran. Dan pengajaran merupkan bagian dari pendidikan. Menurut Ki Hadjar Dewantara, Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu untuk kecakapan hidup anak secara lahir maupun batin. Pengajaran implikasinya adalah proses mentransfer ilmu pengetahuan dari guru kepada murid

Sedangkan pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab.


Tujuan Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada murid, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagyaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. oleh karena itu, Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki laku hidupnya dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman.

Dalam proses menuntun, proses pendidikan perlu memperhatikan semboyan Ki Hadjar Dewantara, yaitu:

Ing Ngarsa Sung Tuladha

Di depan memberi teladhan. Guru sebagai teladhan yang memberikan contoh dan inspirasi bagi murid-murid.

Ing Madya Mangun Karsa

Di tengah membangun ide atau gagasan. Guru sebagai motivator yang membangun semangat dan kreativitas siswa.

Tut Wuri Handayani

Di belakang bisa memberikan dorongan

Dalam proses "menuntun", anak diberi kebebasan. Namun pendidik sebagai "pamong" dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang pamong dapa memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Anak juga secara sadar memahami bahwa kemerdekaan dirinya juga memengaruhi kemerdekaan anak lain. oleh karena itu, tuntunan seorang guru mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia dan anggota masyarikat)

Dalam proses pendidikan, seorang guru juga harus:

  • Memiliki budi pekerti luhur. Karena guru menjadi contoh atau teladhan yang baik bagi murid-murid.
  • Berpihak pada murid, agar murid bisa berekspresi dan berkreasi sesuai dengan kemampunnya
  • Bisa menuntun murid untuk tumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman
  • Memahami karakteristik dan latar belakang murid
  • Memahami tujuan pembelajaran dengan memperhatikan proses bukan hasil
  • Memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk menebalkan laku murid sesuai dengan kodrat zaman yaitu abad 21


Refleksi

1.  Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?

sebelum mempelajari pada Modul 1.1 ini, saya  menganggap bahwa murid ibarat sebagai kertas putih yang bisa diisi apa saja sesuai dengan kehendak guru. Sehingga dalam proses pembelajaran masih berpusah pada guru yang belum memperhatikan kebutuhan murid. Pembelajaran hanya dilaksanakan di dalam ruang kelas sehingga siswa lebih cepat merasa jenuh atau bosan. Pendidikan masih bersifat pengajaran dimana pembelajaran hanya sebatas transfer ilmu pengetahuan saja. Pembelajaran hanya mengejar ketuntasan materi, sehingga saya menganggap bahwa proses pembelajaran dianggap berhasil jika sudah mencapai KKM. Penilain berdasarkan pada nilai akhir, bukan pada proses. Serta kurang memperhatikan kemampuan dan latar belakang siswa yang membuat siswa merasa terbebani dengan tugas-tugas yang diberikan guru.

2.  Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?

Setelah saya mempelajari Modul 1.1 tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara, baru memahami dan menyadari bahwaa pembelajaran yang saya terapkan selama ini banyak yang kurang tepat. Ternyata :

  • Proses pembelajaran bukan lagi sekedar mengajar yang berpusat pada guru, tapi lebih kearah menuntun murid untuk tumbuh sesuai dengan kekuatan kodratnya
  • Pembelajaran berpusat pada murid yaitu dengan memperhatikan kebutuhan, kemampuan dan lattar belakang serta karakteristik murid. Karena setiap anak dilahirkan dengan membawa kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
  • Pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran bisa dilakukan di luar ruangan dengan melihat langsung objek lingkungan sekitar atau dunia nyata
  • Pembelajaran bisa menggunakan berbagai sumber belajar seperti internet, potensi alam maupun masyarakat sekitar.
  • Proses lebih diperhatikan daripada hasil. Secara nalar, bila proses benar dan tepat maka hasil akan mengikuti

3.  Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Dari hasil refleksi saya selama ini, saya berencana:

  • Mengubah pola pembelajaran yang semula hanya dengan metode yang monoton yaitu dengan metode ceramah, untuk dicoba dengan metode yang menyenangkan dan menghapus kesan bahwa ada sebagian mata pelajaran tertentu yang selalu dihindari oleh siswa.
  • Pembelajaran berpihak kepada murid dengan membuka ruang seluas-luasnya untuk murid sesuai kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh murid. Diantaranya adalah:
  • Merancang pembelajaran yang menyenangkan bagi murid.
  • Menerapkan pembelajaran sesuai dengan tuntutan alam dan zamanya
  • Memfasilitasi dan menuntun  siswa untuk menebalkan laku hidupnya dan tumbuh berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman

Dari diri saya sendiri sebagai seorang penuntun untuk bisa mengembangkan kemampuan diri dalam mendidik dengan aktif. Mengikuti pendidikan pengembangan diri. Selalu berkolaborasi dengan rekan sejawat dan atasan tentang metode pembelajaran yang perlu diterapkan maupun prasarana yang perlu disiapkan dalam mendidik siswa.

Demikian pemaparan saya tentang kesimpulan dan refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Semoga bermanfaat.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun