Mohon tunggu...
Isnaa Septi
Isnaa Septi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa semester empat jurusan Ilmu Komunikasi. Sebagai mahasiswa profesional, saya memiliki pengalaman yang luas dengan keterampilan. Dalam peran saya sebelumnya, saya pernah menjadi Administrasi di salah satu bisnis. Saya senang mengembangkan keterampilan saya dan juga masa depan untuk berkembang secara profesional. Saya adaptif dan cepat belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Politik Media Baru di Era Masa Kini

13 Januari 2023   17:53 Diperbarui: 13 Januari 2023   18:05 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi Politik Media Baru di Era Masa Kini

(Kom.Politik)

Isnaeni Septi Nurlaeli

Saeful Mujab, M.I.Kom.

Universitas Bhayangara JakartaRaya

isnaasepti@gmail.com

 

Abstrak

Komunikasi politik adalah segala bentuk komunikasi yang menampilkan pesan-pesan politik dan para pelaku politik, atau yang terkait dengan persoalan otoritas, pemerintahan, dan kebijakan publik. Teori yang penulis gunakan adalah teori media baru dari Flew, Power, dan Littlejohn karena berkaitan dengan media yang digunakan pada masa kini. 

Penelitian ini menggunakan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karena kemajuan teknologi yang luar biasa, komunikasi politik yang dilakukan oleh publik saat ini lebih bebas dan tidak ada lagi pembatasan terhadap hak kebebasan berekspresi. Keadaan ini menunjukkan bagaimana internet dan pertumbuhan media massa terkait erat dalam konteks distribusi informasi global, menciptakan iklim komunikasi politik multimedia.

Kata kunci: Komunikasi, Politik, Media Masa

A. Latar belakang

Definisi Komunikasi Politik pada dasarnya menggabungkan definisi "komunikasi" dan "politik" saja tidak cukup untuk mendefinisikan komunikasi politik. Meskipun merupakan sintesis langsung dari dua gagasan tersebut, ia memiliki konsepnya sendiri. 

Dalam wacana ilmu manusia, dua wilayah pencarian---komunikasi dan politik---dapat dianggap sebagian besar independen satu sama lain. Namun karena memiliki komponen fisik yang sama yaitu manusia maka mereka sebanding satu sama lain. Kedua disiplin ilmu tersebut tidak mungkin menghindari bidang penelitian yang tumpang tindih karena kesamaan objek material. Sederhananya, komunikasi politik memerlukan komunikasi dengan tujuan politik berikut:

  • Segala  bentuk  komunikasi  yang  dilakukan  oleh  politisi  dan  partai  politik  lainnya untuk tujuan tertentu.
  • Komunikasi  yang  ditujukan  kepada    aktor  politik  oleh  aktor  non-politik  seperti pemilih  dan kolumnis.
  • Komunikasi  terkait  aktor  politik  dan  aktivitasnya  ditampilkan  di  media,  dibahas dalam editorial, dan dibahas dalam berbagai format diskusi  media.

Menurut konsep komunikasi politik Denton dan Woodward, wacana politik disebarluaskan melalui media konvensional termasuk radio, televisi, surat kabar, dan majalah. Masyarakat umum diposisikan sebagai pendengar komunikasi yang pasif dalam komunikasi politik satu arah (one way) ini, yang juga menonjolkan sistem komunikasi politik yang terpusat. Publik dapat mengakses pesan-pesan yang kerap dikemas oleh media tradisional berupa pers, tajuk rencana, opini, dan analisis berita. Sebaliknya, media juga memudahkan warga untuk menghubungi elite. (Indrawan, Efriza, & Ilmar, 2020).

                      

B. Tinjauan pustaka

Penulis merujuk pada teori media baru oleh Flew, Power, dan Littlejohn. Media sosial dianggap oleh disiplin ilmu komunikasi sebagai media baru (new media). Flew mendefinisikan new media sebagai, as those forms that combine the three Cs: computing and information technology (IT); communication networks; and digitized media & information content. 

Sedangkan, Power dan Littlejohn menyebut new media sebagai, a new era in which network communications and interactive technology, particularly the internet, would revolutionize society. Persamaan definitif tentang konsep new media memperlihatkan bahwa kekuatan dalam suatu media baru itu adalah penguasaan teknologi (terutama internet) yang dapat membawa perubahan dalam masyarakat (Junaedi, 2011)

C. Metode 

Penelitian ini menggunakan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif, deskriptif yaitu suatu rumusan masalah yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam (Moelong, 2012). Selain itu, peneliti juga menggunakan penelitian kepustakaan (Library Research). Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian terdahulu

D. hasil dan pembahasan

Komunikasi politik online dibahas bersamaan dengan computer-mediated communication in the communication process (CMC). Sifat dan pola komunikasi langsung, tersebar, timbal balik, interaktif, berjejaring, dan baru lainnya tersedia melalui Internet. Publik (warga) dan elite kini memiliki jalur komunikasi langsung yang sebelumnya hanya bisa dilakukan melalui media pers. Karena landasan Web 2-nya, internet yang menjadi fokus artikel ini pada media sosial menawarkan fitur-fitur interaktif  . (Putra & Wardani, 2012). 

Tidak diragukan lagi, politik memainkan peran dalam beberapa komunikasi masyarakat. Sebelum era reformasi, komunikasi politik di kalangan masyarakat banyak dilakukan melalui media massa, antara lain surat kabar, majalah, tabloid, dan lain-lain. Pertemuan atau pertemuan rahasia (bawah tanah) juga digunakan untuk komunikasi politik, serta untuk membagikan brosur dan booklet yang mengkritik kediktatoran Suharto yang berkuasa saat itu. Alasan yang jelas untuk melakukan ini adalah untuk menghindari penganiayaan dan tekanan pemerintah Orde Baru saat itu. 

Orang tidak dapat melakukan komunikasi politiknya di ruang publik karena tidak ada kebebasan demokrasi, yang melarang kebebasan berekspresi di depan umum. Sebaliknya, setiap komunikasi politik yang muncul disaring oleh penguasa sedemikian rupa agar tidak membahayakan rezim. Sebaliknya, komunikasi politik yang dilakukan rezim Soeharto berjalan satu arah kepada masyarakat, yang isinya sangat partikularis untuk kepentingan rezim saja. Komunikasi politik yang dilakukan pun masih konvensional, yaitu melalui media cetak, radio, dan televisi (Efriza & Indrawan, 2018).

Komunikasi politik rakyat kini lebih bebas, namun bukan hanya karena zaman (reformasi), tetapi juga karena kemajuan teknologi yang memungkinkan dimulainya penggunaan ruang publik melalui ruang privat yang dikenal dengan media sosial. 

Sistem pemerintahan tidak lagi membatasi hak atas kebebasan berbicara; justru komunikasi politik masyarakat mulai menunjukkan kecenderungan kebablasan. Pidato politik dapat diungkapkan seterbuka mungkin dengan pengecualian beberapa batasan yang diberlakukan oleh penegak hukum. Semua ini dimungkinkan oleh kemajuan teknologi yang luar biasa, terutama yang dimungkinkan oleh internet, yang telah menyebabkan munculnya saluran-saluran baru di mana orang dapat berkomunikasi politik dengan lebih bebas, cepat, dan jelas dengan dampak yang sangat luas karena terjadi. di ruang publik yang disebut dunia maya.

Internet adalah alat terbaik untuk digunakan untuk memperluas pengaruh dan dampak media sosial karena ini adalah bentuk media baru. Media sosial (dan media baru lainnya selanjutnya) sangat bergantung pada konektivitas internet, meskipun media tradisional tidak selalu membutuhkannya. Media sosial tidak dapat eksis tanpa internet karena bergantung pada hubungan kerja yang sehat antara keduanya. Keadaan ini menunjukkan bagaimana internet dan pertumbuhan media massa terkait erat dalam konteks distribusi informasi global, menciptakan iklim komunikasi politik multimedia. (Hia & Siahaan, 2021)

E. simpulan dan saran

Proses berkomunikasi melibatkan pertukaran ide, konsep, dan pesan yang dilakukan oleh pengirim pesan dan diarahkan pada penerima pesan. Komunikasi politik sangat penting untuk proses demokrasi dan sangat menentukan. Komunikator politik memiliki motivasi yang berlawanan untuk mendapatkan, memegang, dan meningkatkan kekuasaan. Sifat dan pola komunikasi langsung, tersebar, timbal balik, interaktif, berjejaring, dan baru lainnya tersedia melalui Internet. Publik (warga) dan elite kini memiliki jalur komunikasi langsung yang sebelumnya hanya bisa dilakukan melalui media pers.

Sistem saat ini telah menghilangkan semua batasan pada hak kebebasan berbicara, dan sekarang ini diperbolehkan dengan hanya beberapa batasan dari penegakan hukum. Oleh karena itu, dengan kemudahan mengakses internet masyarakat bisa memilah mana informasi yang benar maupun tidak agar tidak terjerumus kepada informasi yang salah.

 Daftar Pustaka

Efriza, & Indrawan, J. (2018). Komunikasi Politik: Pemahaman Secara Teoritis dan Empiris. Malang: Intrans Publishing.

Hia, E. F., & Siahaan, C. (2021). KOMUNIKASI POLITIK DI ERA DIGITAL. JURNAL HUMANTECH, 1(1), 6-18.

Indrawan, J., Efriza, & Ilmar, A. (2020). KEHADIRAN MEDIA BARU (NEW MEDIA) DALAM PROSES KOMUNIKASI POLITIK. Medium, 8(1), 1-17.

Junaedi, F. (2011). Komunikasi 2.0: Teoritisasi dan Implikasi. Yogyakarta: Aspikom.

Moelong, L. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Putra, A. M., & Wardani, D. (2012). The Repotition of Communication In The Dynamic of Convergence: Reposisi Komunikasi dalam Dinamika Konvergensi. Jakarta: Kencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun