Mohon tunggu...
Isnaa Septi
Isnaa Septi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa semester empat jurusan Ilmu Komunikasi. Sebagai mahasiswa profesional, saya memiliki pengalaman yang luas dengan keterampilan. Dalam peran saya sebelumnya, saya pernah menjadi Administrasi di salah satu bisnis. Saya senang mengembangkan keterampilan saya dan juga masa depan untuk berkembang secara profesional. Saya adaptif dan cepat belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Politik Media Baru di Era Masa Kini

13 Januari 2023   17:53 Diperbarui: 13 Januari 2023   18:05 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Komunikasi politik online dibahas bersamaan dengan computer-mediated communication in the communication process (CMC). Sifat dan pola komunikasi langsung, tersebar, timbal balik, interaktif, berjejaring, dan baru lainnya tersedia melalui Internet. Publik (warga) dan elite kini memiliki jalur komunikasi langsung yang sebelumnya hanya bisa dilakukan melalui media pers. Karena landasan Web 2-nya, internet yang menjadi fokus artikel ini pada media sosial menawarkan fitur-fitur interaktif  . (Putra & Wardani, 2012). 

Tidak diragukan lagi, politik memainkan peran dalam beberapa komunikasi masyarakat. Sebelum era reformasi, komunikasi politik di kalangan masyarakat banyak dilakukan melalui media massa, antara lain surat kabar, majalah, tabloid, dan lain-lain. Pertemuan atau pertemuan rahasia (bawah tanah) juga digunakan untuk komunikasi politik, serta untuk membagikan brosur dan booklet yang mengkritik kediktatoran Suharto yang berkuasa saat itu. Alasan yang jelas untuk melakukan ini adalah untuk menghindari penganiayaan dan tekanan pemerintah Orde Baru saat itu. 

Orang tidak dapat melakukan komunikasi politiknya di ruang publik karena tidak ada kebebasan demokrasi, yang melarang kebebasan berekspresi di depan umum. Sebaliknya, setiap komunikasi politik yang muncul disaring oleh penguasa sedemikian rupa agar tidak membahayakan rezim. Sebaliknya, komunikasi politik yang dilakukan rezim Soeharto berjalan satu arah kepada masyarakat, yang isinya sangat partikularis untuk kepentingan rezim saja. Komunikasi politik yang dilakukan pun masih konvensional, yaitu melalui media cetak, radio, dan televisi (Efriza & Indrawan, 2018).

Komunikasi politik rakyat kini lebih bebas, namun bukan hanya karena zaman (reformasi), tetapi juga karena kemajuan teknologi yang memungkinkan dimulainya penggunaan ruang publik melalui ruang privat yang dikenal dengan media sosial. 

Sistem pemerintahan tidak lagi membatasi hak atas kebebasan berbicara; justru komunikasi politik masyarakat mulai menunjukkan kecenderungan kebablasan. Pidato politik dapat diungkapkan seterbuka mungkin dengan pengecualian beberapa batasan yang diberlakukan oleh penegak hukum. Semua ini dimungkinkan oleh kemajuan teknologi yang luar biasa, terutama yang dimungkinkan oleh internet, yang telah menyebabkan munculnya saluran-saluran baru di mana orang dapat berkomunikasi politik dengan lebih bebas, cepat, dan jelas dengan dampak yang sangat luas karena terjadi. di ruang publik yang disebut dunia maya.

Internet adalah alat terbaik untuk digunakan untuk memperluas pengaruh dan dampak media sosial karena ini adalah bentuk media baru. Media sosial (dan media baru lainnya selanjutnya) sangat bergantung pada konektivitas internet, meskipun media tradisional tidak selalu membutuhkannya. Media sosial tidak dapat eksis tanpa internet karena bergantung pada hubungan kerja yang sehat antara keduanya. Keadaan ini menunjukkan bagaimana internet dan pertumbuhan media massa terkait erat dalam konteks distribusi informasi global, menciptakan iklim komunikasi politik multimedia. (Hia & Siahaan, 2021)

E. simpulan dan saran

Proses berkomunikasi melibatkan pertukaran ide, konsep, dan pesan yang dilakukan oleh pengirim pesan dan diarahkan pada penerima pesan. Komunikasi politik sangat penting untuk proses demokrasi dan sangat menentukan. Komunikator politik memiliki motivasi yang berlawanan untuk mendapatkan, memegang, dan meningkatkan kekuasaan. Sifat dan pola komunikasi langsung, tersebar, timbal balik, interaktif, berjejaring, dan baru lainnya tersedia melalui Internet. Publik (warga) dan elite kini memiliki jalur komunikasi langsung yang sebelumnya hanya bisa dilakukan melalui media pers.

Sistem saat ini telah menghilangkan semua batasan pada hak kebebasan berbicara, dan sekarang ini diperbolehkan dengan hanya beberapa batasan dari penegakan hukum. Oleh karena itu, dengan kemudahan mengakses internet masyarakat bisa memilah mana informasi yang benar maupun tidak agar tidak terjerumus kepada informasi yang salah.

 Daftar Pustaka

Efriza, & Indrawan, J. (2018). Komunikasi Politik: Pemahaman Secara Teoritis dan Empiris. Malang: Intrans Publishing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun