Kata pendidik berasal dari didik artinya memelihara, merawat dan memberi latihan agar seseorang memiliki ilmu pengetahuan seperti yang diharapkan (tentang sopan santun, akal budi, akhlak dan sebagainya) selanjutnya dengan menambahkan awalan pe- hingga menjadi kata pendidik artinya orang yang mendidik. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia pendidik artinya orang yang mendidik. Secara etimologi dalam bahasa Inggris seperti kata teacher yang berarti guru. Demikian pula dalam bahasa Arab seperti kata al-mualim (guru), murabbi (mendidik), mudarris (pengajar) dan uztadz.
Guru adalah orang yang tepat dalam pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa, dan jasa seorang guru tidak mungkin dapat digantikan oleh apapun dalam kehidupan. Profesi yang dikenal dengan pahlawan tanpa tanda jasa maka harus kuat jiwa raga nya dalam mengabdikan dirinya sebagai pendidik, selain itu dalam menghadapi karakter peserta didik yang beragam diperlukan kesiapan baik mental, jiwa, pemikiran, jasmani dan pendik yang sehat.
Hakekat pendidik guru ditegaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Alaq (96) ayat 1-5 yaitu:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ(١) خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ(٢) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ(٣) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ(٤) عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ(٥)
Artinya:1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dalam Al-Qur'an hakekat guru adalah Allah SWT, namun tidak berarti manusia di dunia ini tidak mempunyai tugas sebagai khalifah dimuka bumi ini, tugas manusia salah satunya adalah mengajarkan ilmu yang telah diperolehnya kepada orang lain, dengan kata lain dia sebagai seorang guru.
Menjadi guru bukan hanya sekedar mengajarkan materi saja melainkan membentuk maupun mengarahkan pemikiran, perilaku, kebiasaan individu peserta didik yang memiliki kepribadian yang berkualitas, selain itu sebagai makhluk Allah yg memiliki kewajiban beribadah kepada Allah, maka mengajar menjadi salah satu peran sebagai makhluk ciptaan Allah dalam memperoleh ridho-Nya dan agar ilmu yang kita miliki menjadi bermanfaat, maka seorang guru bukan hanya memperoleh perspektif dunia melainkan memperoleh perspektif akhirat juga.
Menjadi pendidik atau guru diperlukan kemampuan atau keahlian dalam menjalankan perannya. Dalam hal ini seseorang tersebut memiliki kompetensi dan kualifikasi yang bervalue dan berkualitas agar menjadi pendidik yg mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan membentuk generasi penerus yg berkualitas, karena kualitas guru sekarang menjadi penentu generasi kedepan.
Adapun Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa Guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Maka Pengembangan profesional pendidik yang baik dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa. Pengembangan profesional pendidik melibatkan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, menerapkan strategi pengajaran yang efektif, dan memfasilitasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa.
Dalam era digital saat ini teknologi telah menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan aksesibilitas, interaktivitas, dan efektivitas pembelajaran, Namun penting untuk memastikan bahwa pemanfaatan teknologi dilakukan dengan bijaksana dan sesuai dengan kebutuhan serta konteks pendidikan yang ada. Dalam hal ini seorang pendidik harus mampu menyesuaikan diri mengikuti perkembangan zaman, selain itu bukan hanya guru/dosen yang harus melek teknologi, tetapi siswa atau mahasiswa pun harus dapat mengikuti perkembangan teknologi.
Guru bukan lagi sebagai pusat pembelajaran atau Teacher Centered Learning (TCL). Mereka harus berubah dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Makanya, kini proses pembelajaran lebih berpusat kepada siswa atau dikenal dengan sebutan Student Centered Learning (SCL). Pembelajaran melalui pendekatan SCL mengajak siswa untuk aktif termasuk melek literasi teknologi. Sesuai dengan pembelajaran abad 21 yang salah satunya berhubungan dengan pemanfaatan teknologi. Pembelajaran abad 21 menerapkan kecakapan belajar & inovasi, kecakapan informasi, media dan teknologi (melek digital).
Aplikasi dan adaptasi teknologi dalam ruang-ruang pembelajaran menjadi sebuah keharusan dalam menghadapi perubahan di era globalisasi. Berikut ini adalah beberapa platfrom yang dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran yang interaktif yakni:
- Aplikasi canva ini adalah aplikasi pengolah grafis berbasis cloud sehingga guru harus terhubung dengan internet jika ingin menggunakannya, aplikasi media pembelajaran interaktif ini sangat mudah diakses oleh siapapun. Dalam hal ini guru memanfaatkan aplikasi canva untuk membuat media pembelajaran dengan memilih template mana yang paling cocok untuk media pengajaran yang ingin dibuat berdasarkan materi dan karakteristik siswa sehingga menciptakan proses pembelajaran yang kreatif dan interaktif.
- Aplikasi Powtoon ini adalah aplikasi presentasi dan video animasi interaktif. Guru dapat memanfaatkan aplikasi Powtoon ini untuk mendesain media pembelajaran seperti presentasi, video animasi, infografis bergerak, menambahkan character, text effect, background dan lainnya. Aplikasi Powtoon dapat membantu guru dalam menjelaskan konsep materi dengan lebih jelas, dapat meningkatkan minat belajar, serta menjadi keterbatasan ruang, waktu, dan indera dalam moda pembelajaran jarak jauh seperti sekarang ini.
- Aplikasi Assembr Edu adalah aplikasi multimedia interaktif untuk membuat media pembelajaran. Sebuah platform yang memungkinkan Guru untuk membuat kegiatan belajar yang lebih interaktif, kolaboratif, & menyenangkan dengan mode 3D dan AR (Augmented Reality). Fitur yang dapat Guru Pintar temukan dalam aplikasi ini antara lain: Unggah file, tulis catatan, bagikan visual, dan kreasi 3D & AR di kelas. Sehingga siswa akan lebih mudah menvisualisasikan suatu hal dalam meningkatkan pemahaman serta membuat siswa antusias dalam mempelajari materi yang dikemas dengan menarik.
- Aplikasi Quizizz merupakan salah satu platform keterlibatan peserta didik yang bisa memungkinkan pendidik untuk melakukan pembelajaran melalui aplikasi tersebut. quizizz digunakan sebagai media pembelajaran untuk menumbuhkan minat belajar peserta didik, karena dalam aplikasi tersebut bukan hanya berisikan mengenai materi pembelajaran saja namun dalam aplikasi tersebut terdapat kuis yang telah dibuat oleh pendidik dengan tema atau gambar yang beraneka macam. Peserta didik lebih menyukai hal-hal yang bisa menumbuhkan semangat belajar mereka.
Selain itu juga guru dapat menerapkan media dalam proses pembelajaran. Media adalah penunjang pemahaman peserta didik terhadap materi baik berupa audio, visual maupun audio visual (seperti proyektor, audio box, gambar). Sehingga media akan sangat baik jika guru bisa menerapkannya dalm pembelajaran. Ketika guru memilih menggunakan media maka yang harus dipehatikan ialah guru harus mempersiapkannya sebelum pembelajaran berlangsung baik kualitas medianya maupun penguasaan dalam mengguankan medianya.
Hal ini harus diperhatikan agar peran media terwujud serta tujuan pembeljaran tercapai dan peserta didik merasa lebih antusias ketika belajar. Jika disekolah media nya terbatas maka guru harus bisa lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan bahan ajar yang walaupun minim budget tetapi manfaatnya dapat tersampaikan dan berkiatan dengan materi.
Seorang guru memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran dimana diibaratkan sebagai nahkoda yg hrus menguasai perjalanan dan mengarahkan agar dapat sampai tujuan, dengan demikian peran guru akan sangat membantu dalam proses pembelajaran ketika didukung dengan kompetensi menjadi guru profesional serta keahlian dalam mengelola pembelajaran secara optimal, dalam hal ini guru memiliki peranan sebagai pemimpin kelas, pembimbing, role model, pendidik pengatur, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, evaluator, pendorong kreativitas dan lain sebagainya dengan tujuan membantu meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik pada peserta didik dan mencapai tujuan Pendidikan nasional.
Dengan demikian tantangan teknologi ini dapat dijadikan peluang bagi guru dalam menciptakan proses pembelajran yang ideal, menyenangkan tetapi tetap menerapkan nilai nilai edukatif. Selain itu seorang guru pun harus senantiasa mendidik moral, adab, akhlak peserta didik karena "Al adabu Fauqol 'ilmi" yang artinya adab itu lebih tinggi dari pada ilmu. Kemudian guru pun dapat memberikan atau mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan keterampilannya. Dalam hal ini diharapkan dapat menjadikan individu peserta didik yang intelektual, bermoral, kreatif dalam menghadapi perkembangan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H