Mohon tunggu...
Isna Farhatina
Isna Farhatina Mohon Tunggu... Jurnalis - Pekerja Teks Komersial

Pemakan dan Pembaca Segala

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kurang Diperhatikan, UMKM Dusun Macan Ireng Desa Dadapan Kabupaten Rembang Perlukan Fasilitator

9 Februari 2020   21:30 Diperbarui: 9 Februari 2020   21:32 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Desa Dadapan Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang-- Mahasiswa TIM I KKN Undip Tahun 2020 melakukan kunjungan ke sejumlah  usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ada di Dusun Macan Ireng, salah satu dusun di Desa Dadapan. UMKM ini memproduksi kerajinan bahan dasar sabut kelapa yang merupakan komoditas dusun setempat.

Di era milenial seperti saat ini, kerajinan bahan sabut kelapa ternyata masih mendapat tempat di hati konsumen. Dadung, begitulah warga menyebut tali tambang yang terbuat dari sabut kelapa yang dipintal. Di dusun Macan Ireng sendiri terdapat kurang lebih 10 pengrajin yang masih bertahan hingga sekarang.

Salah satunya adalah Umamah, pengrajin kerajinan sabut kelapa yang sudah menggeluti usaha ini sejak usia belasan tahun. Pekerjaan secara turun temurun ini menjadi sumber mata pencaharian Umamah.

Selama ini, proses produksi semuanya dilakukan secara manual. Hingga menjadi barang siap pakai, memerlukan waktu kurang lebih tiga hari karena proses penjemuran yang masih bergantung pada cuaca.

"Selain dadung, produk lain yang dihasilkan adalah sapu dan keset. Oleh warga setempat biasanya dadung digunakan sebagai tali pengikat hewan ternak. Harga jual dari pintalan sabut kelapa ini sebesar Rp. 1.500,- dengan panjang kira-kira 4 meter," jelasnya kepada kami pada Senin (13/01).

Tambahnya, keterbatasan bahan baku menjadi penghalang utamanya. Modal yang harus dikeluarkan memang tergolong rendah, satu buah kelapa seharga Rp. 600,- saja yang bisa dijadikan dua gulung dadung.

Semua hasil pintalan yang sudah dibuat langsung diambil oleh pembeli. Kecuali bila banyak pesanan, tidak adanya kelompok yang menaungi biasanya diambil oleh pengepul yang tidak lain adalah Pak Kawari selaku Kepala Dusun Macan Ireng.

Beragam permasalahan yang timbul berkaitan erat dengan keberadaan pendamping atau fasilitator dalam berjalannya UMKM. Minimnya bimbingan yang diberikan menjadikan UMKM Dusun Macan Ireng sulit untuk berkembang karena faktor-faktor tersebut. Dengan kata lain, kemajuan UMKM sangat ditentukan oleh besar kecilnya peran pendamping di lapangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun