Hujan mengguyur dengan derasnya dirasakan hampir tiap hari beberapa waktu belakangan ini, bahkan pada beberapa wilayah tertentu menyebabkan banjir. Tubuh kitapun menjadi lebih rentan penyakit karena bakteri maupun virus berkembang dengan baik. Lumrahnya penyakit yang datang saat musim hujan berupa masuk angin, flu, demam dan diare. Untuk menjaga tubuh agar tetap fit selama musim hujan ini, kita  harus tetap mengonsumsi makanan atau minuman hangat agar tubuh tidak kedinginan.
Teh hangat. Iya, betul. Kalian tidak salah baca. Minuman yang dianggap sebagai alternatif obat bagi segala penyakit di dunia ini diakui kebenarannya oleh masyarakat. Apapun diagnosisnya, teh hangat to the rescue!1!11!
Bagi kalian yang semasa sekolah menjadi langganan penghuni Unit Kesehatan Sekolah (UKS) pastinya bersahabat baik dengan teh hangat, kan? Alih-alih menyiapkan obat-obatan, anggota Palang Merah Remaja (PMR) sigap dalam memberikan teh hangat. Tidak heran keberadaannya selalu bersanding dengan obat-obatan lainnya di UKS sekolah saya dulu.
Saking begitu berarti teh hangat ini, rasanya patut dipatenkan sebagai Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau kita kenal sebagai P3K. Dalam praktiknya, P3K memiliki hubungan yang relevan dengan upaya pertolongan dan perawatan sementara yang harus dilakukan dengan segera, diberikan oleh orang yang bukan ahlinya terhadap korban kecelakaan atau menderita suatu penyakit yang terjadi secara mendadak sebelum mendapat pertolongan medis. Cocok sekali, bukan?
Bagi saya sendiri  yang tergolong sobat jompo karena merasa terlalu ringkih apabila musim hujan datang, oleh orangtua saya didoktrin agar selalu mengonsumsi madu untuk  menjaga sistem imun alias agar tidak mudah tepar karena padatnya aktivitas yang saya lakukan. Namun begitu saya mengadu merasakan tanda-tanda meriang, tidak lain dan tidak bukan Ibu saya selalu menyuruh untuk meminum teh hangat sebagai pertolongan pertama.
Teh hangat dipercaya mampu menstabilkan suhu tubuh terutama di saat hujan turun yang kerap mengalami perubuhan suhu. Seperti halnya tanda-tanda meriang, pingsan, sakit perut, kerasukan, habis dibentak senior ketika ospek, bahkan korban kecelakaanpun obatnya pastilah teh hangat.
Camellia sinensis, spesies tanaman yang daun dan pucuk daunnya digunakan untuk membuat teh. Jenis teh yang berasal dari tanaman ini antara lain adalah teh hitam, teh hijau, teh putih, dan teh oolong. Teh memiliki kandungan utama polifenol (katekin), kafein, asam amino, dan juga asam lemak omega-3 dan omega-6. Selain itu mengandung folat dan beberapa mineral seperti magnesium, fosfor, kalium, mangan, dan fluoride.
Lalu kenapa teh selalu dijadikan pertolongan pertama? Mari buat teori cocoklogi~
Menelisik lebih jauh salah satu kandungannya yaitu kafein, zat ini dikenal dengan fungsi untuk merangsang sistem saraf pusat dan melancarkan peredaran darah ke otak. Kafein memberikan efek 'melek' apabila dikonsumsi, sehingga teh kerap dijadikan sebagai pertolongan pertama pada gejala-gejala yang berkaitan dengan kesadaran.
Manfaat lain dari kafein adalah memberikan rasa relaks, sehingga membantu dalam penyembuhan sakit kepala. Oleh karena itu orang yang sedang ngelu diberikan teh hangat.
Selain mengandung kafein, teh juga mengandung antioksidan yang tinggi. Salah satu fungsi antioksidan adalah melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Paparan radikal bebas dapat menyebabkan peradangan dan melemahkan sistem imun. Oleh sebab itu, tubuh memerlukan antioksidan, jika sistem imun kuat maka tubuhpun menjadi tidak mudah terserang penyakit.
Kemampuan tubuh dalam melawan infeksi penyakit adalah fungsi dari sistem imun atau kekebalan tubuh. Jika sistem imun lemah, tubuh tidak dapat mempertahankan diri dari berbagai ancaman kesehatan. Salah satu akibat dari lemahnya sistem imun adalah menyebabkan meriang. Suhu tubuh yang tinggi (demam) atau yang lebih dikenal dengan istilah meriang adalah salah satu cara sistem kekebalan tubuh kita mencoba untuk memerangi infeksi. Segelas teh hangat menjadi juru selamat ketika tubuh merasa aras-arasen seperti akan meriang.
Sekali lagi saya ingin sekali sungkem dengan pelopor gerakan teh hangat sebagai juru selamat. Apapun gejalanya, pokoknya ngeteh aja dulu!1!!1 Jaga kesehatan selalu, lur~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H