Mohon tunggu...
Dian Farida Ismyama
Dian Farida Ismyama Mohon Tunggu... Apoteker - Ibu 3 anak, Pharmacist, Parenting and Lifestyle Blogger

Ibu 2 anak, Pharmacist, Parenting and Lifestyle Blogger di www.ismyama.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Yang Dirindukan dari Bulan Puasa di Masa Sekolah

17 Mei 2019   10:05 Diperbarui: 1 Juni 2019   18:44 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang sudah berkeluarga dan rindu bulan puasa saat masih single dulu? Kalau enggak ingat kapan single -nya, ya waktu masih sekolah dulu deh. Apa saja yang kalian rindukan dari ramadan di masa sekolah?

Kalau saya, yang pertama adalah ngabuburitnya. Sekarang masih bisa sih ngabuburit, tapi beda dengan zaman dulu. Kalau dulu kan sama teman-teman segeng gitu. Kadang kalau uangnya ngepas ya ngabuburit di dekat masjid, lalu menjelang adzan ikut takjlan di masjid. Hayo, ada yang pernah juga enggak kayak gini?

Tapi begitu sudah pada kuliah dan lulus, lalu masing-masing punya pekerjaan, ngabuburitnya di tempat makan dong. Reservasi dulu biar kebagian tempat. Pesan makan ya di restoran tersebut. Alhamdulillah.

Selain ngabuburit, saya juga pernah ikut kegiatan komunitas kampus yaitu buka bersama dengan anak yatim di panti asuhan. Jadi kami mengumpulkan sedekah yang dibelikan makanan dan minuman untuk berbuka puasa.

Saya dan teman-teman kampus berkumpul di kampus, lalu bersama-sama menuju panti. Melihat wajah sumringah anak-anak membuat kami sangat bahagia. Ternyata berbagi itu menyenangkan.

Yang saya rindukan ketiga adalah buka bersama di sekolah. Ketika SD biasanya ada pesantren kilat saat ramadan. Seru sih menginap di sekolah bersama teman-teman. Lalu saat SMP dan SMA ada buka bersama di aula sekolah. Biasanya akan ada pengajian dari ustad atau guru agama yang ditunjuk.

Setelah pengajian, baru ditutup dengan buka bersama dan salat berjamaah. Kalau ingat masa-masa itu mungkin saya pernah malas-malasan buka bersama di sekolah. Tapi hari ini justru kenangan tersebut menyeruak.

Bedanya apa dengan buka bersama saat sudah dewasa dan berkeluarga? Zaman saya sekolah dulu, internet belum berkembang seperti sekarang. Sosial media masih minimalis sekali. Handphone masih poliponik sehingga kami tidak sibuk dengan gawai masing-masing.

Suasana akrab, saling bertegur sapa dan bertatap muka begitu terasa. Agak berbeda dengan buka bersama di zaman digital yang potret lalu upload.

Yang berbeda berikutnya adalah ketika sudah berkeluarga, otomatis jadi sibuk dengan anak masing-masing. Yang mengejar anak, menyuapi anak, hingga menemaninya kemana kaki mungilnya melangkah. Jadi kayak pindah tempat momong saja. Hehe. Kalau ada teman yang masih single lumayanlah ada tante yang gantian momong=D

Oh ya sampai lupa, belakangan beredar meme masih adakah buku tanda tangan imam salat tarawih? Saat kita kecil dulu, buku tersebut dibawa kemana-mana. 

Bukti bahwa kita sudah menjalankan puasa, sudah tadarus, dan sudah ikut salat tarawih. Mengumpulkan tanda tangan menjadi aktivitas yang menyenangkan. Tak lupa orangtua memberikan uang untuk dimasukkan ke dalam kotak amal. Kalau sekarang sih, saya lebih suka berdonasi secara online atau dikenal dengan istilah galang dana online

Seingat saya dulu bulan puasa juga kental dengan kembang api dan petasan. Begitu jadi ibu, duh gemas kalau ada yang main petasan. Bikin tidur anak jadi kebangun saja. Makanya ketika sekarang sudah mulai jarang yang main petasan, saya sih senang-senang saja. Seram juga kalau lihat berita di televisi ada anak yang sampai terluka gara-gara petasan.

Ah, rasanya sudah lama sekali. Tapi kenangan begitu membekas. Nostalgia sesekali ternyata membuat saya lebih bersyukur pernah mengalami masa sekolah yang indah.

Kalau kamu, apa yang dirindukan dari bulan puasa di masa sekolah?

Oh ya, saya punya artikel terbaru nih rekomendasi jilbab instan untuk pipi tembem untuk silaturahmi saat lebaran nanti. Berangkat Salat Ied juga lebih cepat karena langsung slup 10 detik rapi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun