Mohon tunggu...
Dian Farida Ismyama
Dian Farida Ismyama Mohon Tunggu... Apoteker - Ibu 3 anak, Pharmacist, Parenting and Lifestyle Blogger

Ibu 2 anak, Pharmacist, Parenting and Lifestyle Blogger di www.ismyama.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Makna Sebuah Perjalanan, Tak Sekedar Menyegarkan Diri

22 November 2017   18:45 Diperbarui: 22 November 2017   18:53 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

If you do not risk what is safe for the uncertain,

If you do not go after a dream,

If you do not allow yourself,

At least once in your lifetime,

To run away,

You start dying Slowly...!

Sepenggal puisi karya Pablo Neruda dikirim oleh seorang teman di salah satu grup penulis yang saya ikuti. Saya baca kata demi kata, larik demi larik, dan puisi tersebut berhasil membuat saya tersenyum. Bagaimana bisa puisi ini saya baca tatkala sedang mengikuti famtrip ke Banjarnegara, 141 km dari Jogja. Selama 72 jam  di Banjarnegara, terhitung lebih dari 30 orang baru yang saya temui. Dari 30 orang tersebut, lebih dari setengahnya pernah berbicara dengan saya. Dan kira-kira 5-7 teman baru tadi, benar-benar saya dalami siapa mereka dengan mengobrol lebih intensif dibanding lainnya. Apa yang saya lakukan? Saya mencari kelebihan dari orang tersebut, lalu mengambil apa yang baik dan ilmu yang ia punyai.

Sebagai contoh, ketika saya berkenalan dengan Kak Ojo, seorang guru TK di Jogja, saya menemukan kecintaannya pada dunia pendidikan, khususnya anak. Saya bahkan membaca buku "Teach Like Finland" karya Timothy D. Walker, milik Kak Ojo. Isinya bagus, kayaknya hari ini saya mau nyari bukunya di Togamas ah. Kak ojo juga seorang pendongeng. Ia mengatakan bahwa travelingtak hanya menyegarkan dirinya, tapi juga membantunya mendapat ide-ide baru dalam menulis cerita dongeng. Kata-katanya persis dengan buku yang baru saya baca, bahwa jeda sejenak dari rutinitas, akan memunculkan ide segar, bahkan mengembalikan konsentrasi kerja.

Ada lagi Yugo dan Imawan, yang ahli fotografi. Dari mereka saya bertanya cara menggunakan mirrorless, cara mengedit, hingga memilih dan mencari angle terbaik untuk sebuah foto. Itu baru dari dua orang lho. Jadi benar kata Pablo, bicaralah dengan orang baru supaya pengetahuanmu bertambah. Atau setidaknya supaya pandanganmu mengenai kehidupan itu meluas.

Sungguh, seperti puisi "You start dying slowly", tiga hari di Banjarnegara membuat saya merasa lebih hidup. Enggak hanya traveling dan merasakan kebesaran Allah terhadap ciptaan-Nya yang indah, tapi saya sempat membaca buku beberapa halaman (Makasih buat Kak Ojo yang sudah membawa buku sebagai teman perjalanan). Dimana buku itu membuat saya manggut-manggut karena enggak hanya dapat diterapkan oleh guru, tapi juga oleh pekerja atau ibu rumah tangga. Saya juga mendengar suara kehidupan, dari para pengrajin keramik Klampok, dari pembuat manisan carica, pembatik Gumelem, hingga suara merdu dari pemusik Gumbeng, Banjarnegara. Beberapa kearifan lokal dan budaya yang dilestarikan oleh masyarakat Banjarnegara, menggugah batin saya hingga dapat terdengar bagaimana kehidupan orang-orang yang saya kagumi tersebut, mereka berkarya untuk negeri kita, khususnya dari segi budaya dan pariwisata.

Pernah enggak, ketemu sama orang yang merendahkan orang lain? Baik dari pekerjaannya, atau dari materi yang dimilikinya? Saya sendiri pernah diejek karena jualan. Atau disindir karena jalan-jalan terus (padahal itu kerja ciinn). Sampai sekarang masih inget dong kalimat yang dilontarkan oleh mereka. Sebal dan kesal tentunya, tapi sekarang saya lebih legowo. Mungkin mereka belum tahu bahwa berdagang itu halal dan jauh lebih baik daripada meminta-minta. Mungkin mereka belum tahu bahwa kini pariwisata menjadi penyumbang perekonomian terbesar di Indonesia, mengalahkan minyak dan gas. Makanya saya sarankan untuk mengenal orang lain lebih dekat, orang yang kehidupannya jauh berbeda denganmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun