Breesssss…!!!!
Hujan mengguyur langit Jogja. Sudah hampir 3 mingguan ini Jogja selalu dilanda hujan saat sore. Bahkan dalam beberapa hari terakhir, curah hujan tidak dapat diprediksi, bisa siang, bisa malam. Padahal, saya sedang berada di masa-masa setiap hari keluar rumah, terutama menuju kampus. Ya, saya adalah seorang mahasiswa S2 yang saat ini memasuki semester 3 perkuliahan dengan agenda tesis. Maka, yang tadinya jadwal kuliah hanya setiap kamis hingga sabtu, mendadak berubah jadi lebih banyak, bahkan bisa 5 hari dalam seminggu bolak-balik kampus-rumah sakit-rumah. Terutama di minggu saya akan presentasi seminar proposal tesis, wuih mendadak harus mencari banyak tanda tangan dosen pembimbing dan penguji, belum revisi dan menyiapkan berbagai syarat lainnya. Kalau ada yang tanya, semester mana yang paling sibuk? Maka saya akan jawab, semester 3 ini, entahlah semester 4 besok, mungkin sama, hehe.
Contohnya tadi, rencananya sih mau ke kampus jam 8 sampai 10 pagi saja buat diskusi sama dosen pembimbing, eh malah baru pulang jam setengah 3 sore, karena sekalian mengurus undangan untuk seminar, mengurus revisi proposal tesis, dan sebagainya, molor deh. Masih lumayan hari ini nggak kehujanan karena air dari langit sudah turun saat siang. Bayangkan 3 hari sebelumnya saya selalu kehujanan ketika pulang di sore hari, hiks. Kalau sudah begitu, sesampainya di rumah, badan saya kedinginan. Biasanya sih saya langsung mandi, lalu membuat teh panas agar tubuh menjadi lebih hangat.Â
Kehujanan dan nggak enak badan, bisa merusak mood serta semangat saya. Oleh karena itu, saya mempunyai beberapa rahasia untuk menjaga mood dan semangat saya di tengah kesibukan. Kita lihat yuk apa saja rahasia saya:
1. Fokus pada tujuan
2. Refreshing sejenak
3. Bercengkrama dengan anak-anak atau teman
4. Rileksasi dengan aromatherapy
Selain itu, saya juga mempunyai teman setia yang selalu menemani di saat-saat saya kedinginan, yaitu kayu putih aromatherapy. Saya pakai yang ekaliptus, yang memang ditujukan untuk meredakan kondisi tidak nyaman pada tubuh, seperti saya yang kedinginan tadi, atau saat hidung saya mulai mampet dan bersin-bersin akibat flu karena sering kehujanan.
Soal kayu putih ini ada cerita lucu lho, yaitu membuat saya teringat aroma kereta kelas ekonomi Jogja-Surabaya. Saat saya harus tinggal selama sebulan di Surabaya dan menjadi perantau setiap akhir pekan, saya mendapati beberapa hal yang berbeda dari kereta kelas ekonomi d banding kelas bisnis. Selain bentuk dan besar tempat duduk yang berbeda, aroma gerbong pun berbeda, hehe. Ketika menaiki kelas bisnis, aroma cologne menyeruak, ya lumayanlah. Beda lagi dengan kereta kelas eksekutif, wuih jelas aroma parfum yang mewarnai kenyamanan. Nah kalau kelas ekonomi bagaimana? Untungnya, sekarang kelas ekonomi pun sudah ber-AC, jadi nggak terlalu parah lah ya. Kadang saya mencium aroma kayu putih yang baunya itu minyak orang tua banget. Masih mending bau kayu putih, bukan bau keringat penumpang kereta ekonomi, hehe.
Pure Relieving You Therapy
Uniknya, sekarang sudah ada kayu putih inovasi baru lho, yaitu kayu putih aromatherapy, pertama di Indonesia, yang diproduksi oleh Cap Lang. Bedanya apa dengan kayu putih Cap Lang sebelumnya? Pada kayu putih aromatherapy ini ada komposisi minyak ekaliptus sehingga lebih hangat tetapi aromanya lebih lembut dan menenangkan, jadi bikin kita lebih pede karena nggak terlalu bau minyak. Sama lah kayak cerita saya di atas yang sempat kedinginan sehabis kehujanan, meski harus pakai kayu putih baik di rumah maupun di kampus, saya nggak perlu takut dilirik orang lain karena baunya mengganggu beberapa orang. Mungkin bisa dipraktekkan juga nih untuk yang suka bepergian dengan kereta kelas ekonomi atau naik kendaraan umum lainnya.
Variasi produk