"Tapi suster, saya tidak gila, saya tidak mau disini, suster bantu saya, telpon kan Bunda saya, saya rindu Bunda "
"Kamu hafal nomor handphone Bunda kamu, Fahmi..? "
Aku melafazkan deretan angka kontak handphone Bunda, yang sudah aku hafal di luar kepala. Suster Mila mencoba menghubungi Bunda, mengaktifkan mode loudspeaker dari smartphone nya. Bunyi tunggu panggilan masuk terdengar dari seberang sana. Ah, dimana Bunda, kenapa gak menjawab panggilan dari handphone nya suster Mila.
"Assalamu'alaikum" tiba-tiba suara Bunda muncul dari handphone suster Mila, suara yang sangat aku rindukan.
"Wa alaikum salam Buk, ini saya dengan suster Mila, perawat ruang anak di RSJ PMI, ini benar dengan orang tuanya Fahmi, Buk..? " Suster Mila memastikan kebenaran nomor HP Bunda.
"Benar suster, saya Buk Yati, Bunda nya Fahmi, ada apa dengan Fahmi suster, Fahmi baik baik saja kan suster..? " Suara Bunda mengkhawatirkan diriku, aku tahu Bunda sangat sayang padaku.
"Fahmi baik baik saja Buk, hanya saja Fahmi izin ingin bicara dengan Ibu" Suster Mila menjelaskan kondisi ku
"Assalamu'alaikum Bunda, Fahmi kangen Bunda, Fahmi kangen Ayah, apa Ayah sudah kembali ke rumah Bunda, apa Ayah dan Bunda bisa jemput Fahmi, Fahmi gak mau di sini Bunda, Fahmi ingin pulang, Fahmi janji gak akan keluyuran lagi, gak akan marah-marah lagi, rajin shalat, rajin ngaji, rajin sekolah, jemput Fahmi segera ya Bunda" Aku bicara terus tanpa henti, meluapkan semua rindu yang menyesakkan dadaku, menyampaikan gelisahku, hanya Bunda yang mengerti aku.
"Nak... " Lembut suara Bunda memanggilku
"Iya Bunda " Balasku
"Bunda juga kangen sama Fahmi, Fahmi yang sabar ya nak, Insya Allah jika menurut dokter, Fahmi sudah boleh pulang, akan segera Bunda jemput" Kata Bunda di seberang sana.