Mohon tunggu...
Ismuziani ita
Ismuziani ita Mohon Tunggu... Perawat - Mental Health Nurse

Selalu bersyukur pada Allah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Memberi Sepenuh Jiwa, Ikhlas Sepenuh Hati...

30 November 2020   17:29 Diperbarui: 5 Desember 2020   12:06 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber rasa bahagia setiap manusia berbeda, bagi mereka mendapatkan uang seharga dua ribu merasa sangat senang dan bersyukur, sementara kita akan merasa sangat bahagia jika mendapatkan semua keinginan kita.

Semua kita ingin bahagia, berkeinginan mendapatkan semua impian yang ada dalam khayalan kita. Yang belum menikah merasa akan sangat bahagia jika mendapatkan pasangan idamannya, yang sudah menikah tapi belum punya anak, akan merasakan sangat bahagia jika punya keturunan.

Sementara aku yang sudah menikah dan punya dua anak, yang membuat ku bahagia adalah jika anak ku tetap menjadi anak yang shalih dan shalihah.

Jika Allah selalu memberi kemudahan rezeki untuk keluargaku hingga aku mampu membiayai pendidikan anak-anakku sampai anak-anak bisa mandiri. Saat Allah menitipkan rezeki aku ingin selamanya bisa berbagi pada tangan-tangan yang membutuhkan sesuai dengan kemampuanku. 

Suatu kebahagian tersendiri bagiku saat aku bisa memberi, meskipun masih dalam jumlah yang sangat kecil, hingga aku ingin sekali merasakan bagaimana rasanya berbahagia jika bisa menyantuni dalam jumlah yang besar. Pastinya kebahagiaan itu akan terasa sangat nikmat.

Nikmatnya berbagi hanya bisa dirasakan oleh jiwa-jiwa yang ikhlas, bahagianya memberi hanya bisa dinikmati oleh hati yang bersih, indahnya menyantuni akan terus terasa nikmat saat kita memberi dan berbagi secara diam-diam, cukup hanya Allah Maha Besar yang tahu, karena semua yang kita punya merupakan titipan Allah.

Saat kita berbagi dengan hamba Allah yang lain meskipun sedikit, kebahagiaan jadi merata pada makhluk Allah.

"Suster, boleh pinjam handphone nya, saya ingin berbicara dengan ibu saya" 

Suara salah satu pasien membuyarkan semua kata-kata yang tersusun dalam khayalanku. Ku hentikan langkahku, ternyata aku telah tiba diruangan tempat aku bertugas. Ruang Rawat Anak dan Remaja, ku edarkan pandanganku mencari sumber suara yang baru saja meminta pinjam ponselku. 

"Suster, boleh pinjam hanphonenya ?" Suara itu mengulang pertanyaannya. 

"Hhhmm... boleh Fernanda, tapi tunggu sebentar ya, lima belas menit lagi saya bantu kamu untuk menelpon keluarga " Jawabku pada Fernanda salah satu pasien kami yang masih usia belasan tahun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun