Mohon tunggu...
Ismuziani ita
Ismuziani ita Mohon Tunggu... Perawat - Mental Health Nurse

Selalu bersyukur pada Allah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita di Balik Nurse Station (Perempuan Separuh Baya dan Wanita Muda Tanpa Alas Kaki)

31 Juli 2020   17:51 Diperbarui: 31 Juli 2020   21:22 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi : https://id.m.wikipedia.org

Aku berlari kearah taman, khawatir akan terjadi sesuatu antara perempuan separuh baya itu dengan anak perempuan nya.

Dari balik nurse station aku melihat, seorang perempuan separuh baya memakai seragam warna merah muda ( seragam untuk pasien di ruangan wanita RSJ Aceh ) bergandengan tangan dengan wanita muda berpakaian rapi menuju taman depan ruang rawatan. Tamannya terletak di depan ruangan tempat aku bertugas, wanita separuh baya itu pasien ruang rawat wanita yang berada di sebelah ruangan ku.

Di balik nurse stadion ruangan ku, aku melihat wanita muda itu, dan perempuan separuh baya yang menurut pandangan aku merupakan ibu kandungnya, duduk ber sisian di bangku taman. 

Wanita muda itu menyuapi ibunya yang dirawat karena mengalami gangguan jiwa, aku melihat berkali kali wanita muda itu menyapu matanya dengan ujung kerudung, aku melihat kasih seorang anak dalam setiap butiran nasi yang di suap dengan tangan wanita muda ke mulut perempuan separuh baya tersebut.

Dari balik nurse station aku melihat dan merenung, masih ada anak yang berbakti pada ibunya, masih ada anak yang tidak lupa pada ibunya meskipun sang ibu mengalami gangguan jiwa. 

Dan kemudian mataku menyaksikan Perempuan separuh baya itu, tiba-tiba marah pada wanita muda itu, aku melihat perempuan separuh baya tersebut menarik baju dan kerudung anak perempuannya. Aku berlari kearah taman, khawatir akan terjadi sesuatu antara perempuan separuh baya itu dengan anak perempuan nya.


" Ibu " Panggil ku pada wanita separuh baya itu
"Apa yang membuat ibu menarik narik pakaian anak ibu ini? " Tanyaku pada perempuan separuh baya itu.


" Dia memakai pakaian dan kerudung yang mahal, saya cuma pakai baju ini, saya mau juga suster baju dan kerudung seperti anak saya " Jawab perempuan separuh baya ini sambil terus menarik narik pakaian anak nya.

Aku mencoba menenangkan perempuan separuh baya ini, aku membujuk dan memberikannya penjelasan, menyadarkan nya bahwa dia sedang dalam rawatan, setelah sehat dan kembali ke rumah nanti dia boleh memakai pakaian seperti yang di pakai anaknya. Perempuan separuh baya ini mulai tenang setelah mendengar kan kata-kataku.


Dan tiba-tiba perempuan separuh baya didepanku memberikan  pilihan lain, katanya " Suster, kalau saya pakai sepatunya anak saya boleh Suster, sandal saya sudah putus, nanti kaki saya rusak Suster, Suster taukan, bahwa Syurga itu berada di bawah kaki ibu "

Aku dan wanita muda anak dari perempuan separuh baya ini, saling berpandangan, wanita muda itu meng anggukkan kepala, tanda setuju jika sepatu yang sedang dipakainya sekarang, diberikan pada ibunya. Kemudian wanita muda itu melepaskan sepatunya, dan memakaikan nya pada kedua kaki sang ibu. Aku terharu, bathin ku tersentuh dalam, sangat dalam. Aneuk meutuwah ucap ku dalam hati.

Kini mata perempuan separuh baya itu, tidak lepas dari kakinya yang dibungkus oleh sepatu baru sang anak, dia tersenyum senang dan bahagia, senyum yang sama juga aku lihat di wajah wanita muda itu, tak ada rasa kesal di wajah sang anak.

Perempuan separuh baya itu kembali masuk ke kamar rawatan, dan wanita muda itu melangkahkan kaki telanjang nya ke arena parkir, dia pamit pulang, dia membiarkan kakinya tak ber alas demi melindungi Syurganya. Semoga saja wanita muda itu, kelak akan memperoleh Syurga Allah karena bakti nya pada perempuan separuh baya yang telah mengandung dan melahirkan nya.

Banda Aceh, 10 Zulhijjah 1441 H
Ismuziani, A.Md.Kep
Perawat RSJ ACEH.

Catatan : Aneuk meutuwah ( Ungkapan dalam bahasa Aceh, untuk anak yang baik prilaku dan sikapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun