Mohon tunggu...
Ismuhadi
Ismuhadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama Pekalongan

Manusia yang senang menyulam kata, menceritakan jiwa, dan menerangi dunia dengan imajinasi yang tak terbatas.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu 2024: Pertarungan Buzzer atau Pertarungan Gagasan?

4 November 2023   19:45 Diperbarui: 4 November 2023   20:32 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan lagi kita akan menyambut Pemilu 2024, momentum tersebut akan menjadi salah satu pesta demokrasi terbesar di Indonesia. Namun, saya merasa perlu untuk membahas dua aspek yang semakin mencuat dalam politik modern, yakni pertarungan buzzer dan pertarungan gagasan. Dalam era digital ini, kedua aspek ini memainkan peran yang semakin penting dalam pengaruh dan arah politik kita.

Kekuatan Digital dalam Politik

Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan perkembangan dramatis dalam penggunaan media sosial sebagai alat untuk mempengaruhi opini publik. Buzzer, atau para pemberi opini bayaran di media sosial, telah menjadi kekuatan yang sangat berpengaruh dalam politik.

Mereka sering kali dipekerjakan oleh partai politik atau kandidat untuk menyebarkan narasi yang mendukung mereka, atau bahkan untuk menyerang lawan-lawan politik. Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah transparansi.

Bagi saya, Keberadaan buzzer akan sangat efektif jika untuk mengedukasikan program-program pemerintah ataupun partai politik. Akan tetapi, Buzzer seringkali beroperasi dalam kegelapan, dan identitas mereka mungkin tidak diketahui oleh publik.

Sehingga membuat kita sulit untuk menilai apakah informasi yang disebarkan oleh mereka dapat dipercaya atau tidak. Dalam beberapa kasus, buzzer bahkan mungkin menyebarkan berita palsu atau informasi yang meragukan untuk mencapai tujuan politik mereka.

Saya berpikir bahwa perlu adanya regulasi yang lebih ketat terkait dengan penggunaan media sosial dalam politik. Bukan berarti pembatasan kebebasan  dalam berbicara, tetapi lebih tentang memastikan bahwa semua pihak harus beroperasi dengan transparansi dan integritas.

Selain itu, Buzzer dapat merusak demokrasi karena mereka dapat menimbulkan disinformasi, polarisasi, dan ketidakpercayaan dalam masyarakat. Kekuatan mereka dalam menyebarkan narasi yang tidak benar atau memanipulasi opini publik dapat merusak proses politik yang sehat dan dapat memengaruhi hasil pemilihan dengan tidak adil.

Pentingnya Isu dan Kualitas Debat

Selain pertarungan buzzer, pemilu 2024 juga harus menjadi pertarungan gagasan yang substansial. Politik bukan hanya tentang serangan pribadi atau retorika yang provokatif. Politik seharusnya lebih tentang perbandingan gagasan dan pemecahan masalah.

Pemilih harus mendapatkan akses ke informasi yang akurat dan kualitas debat yang bermutu agar mereka dapat membuat keputusan yang bijak dalam memilih pemimpin mereka. Kualitas debat politik kita sering kali tercemar oleh serangan pribadi, tuduhan tanpa bukti, dan kebohongan.

Ini tidak hanya merugikan proses demokrasi, tetapi juga merugikan rakyat yang cenderung bingung oleh informasi yang saling bertentangan. Oleh karena itu, saya berharap bahwa calon dan partai politik akan memprioritaskan substansi dalam kampanye mereka.

Penting juga untuk memperhatikan isu-isu krusial yang dihadapi oleh negara kita. Misalnya, masalah lingkungan, Krisis Iklim, Ketahanan pangan, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Isu-isu tersebut harus dibahas secara serius dan dihadapi dengan solusi yang baik. Kita tidak boleh membiarkan isu-isu ini terlupakan dalam tengah keramaian kampanye politik.

Pentingnya pendidikan politik juga tidak boleh diabaikan. Pemilih yang terinformasi dengan baik cenderung membuat keputusan yang lebih baik. Oleh karena itu, lembaga-lembaga pendidikan dan media harus berperan aktif dalam memberikan informasi dan pendidikan politik kepada masyarakat.

Pemilihan adalah Hak dan Tanggung Jawab

Pemilu 2024 harus dianggap sebagai hak dan tanggung jawab bagi setiap warga negara Indonesia. Saya berharap setiap pemilih untuk berpartisipasi aktif dalam proses ini. Karena merupakan sebuah kesempatan untuk menentukan masa depan negara kita.

Mari kita lakukan dengan bijak, berdasarkan informasi yang akurat, dan dengan mengutamakan gagasan dan visi pemimpin yang sejalan dengan nilai-nilai dan kebutuhan kita sebagai masyarakat. Saya percaya bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk terus maju dan berkembang.

Dalam pemilu ini, kita memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang dapat membawa negara ini ke arah yang lebih baik. Mari kita jadikan pemilu ini sebagai momen penting dalam sejarah kita, di mana kita memilih bukan hanya berdasarkan popularitas atau kampanye yang berlebihan, tetapi juga berdasarkan gagasan, integritas, dan komitmen untuk memajukan bangsa kita.

Semoga pemilu 2024 menjadi pemilu yang berdampak positif bagi Indonesia, Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun