Lalu muncul ide untuk membuat kantong plastik yang lebih tahan lama, sehingga dapat digunakan berkali-kali. Karena pada awalnya upaya tersebut memiliki tujuan agar dapat mengurangi penebangan pohon yang dilakukan secara masif untuk memenuhi kebutuhan bahan dasar pembuatan kantong kertas. Saya sebetulnya tidak menyalahkan kemunculan kantong plastik.
Namun yang perlu dirubah adalah pola perilaku manusianya, pada dasarnya kantong plastik tersebut, bisa dipakai berkali-kali, hanya karena manusianya sudah terlalu nyaman, sehingga malas untuk menggunakan kembali yang pada akhirnya kantong plastik menjadi barang sekali pakai. Akibatnya, produksi kantong plastik terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Upaya Mengurangi  Sampah Kantong Plastik
Lantas apa solusi terbaik untuk permasalahan kantong sampah ini? Perlu adanya langlah-langkah yang bijak untuk dapat meminimalisir sampah kantong plastik.
Pertama, dengan mendukung penggunaan totebag yang reusable dan ramah lingkungan sebagai alternatif yang cerdas. Karbon yang dihasilkan dalam proses produksi totebag lebih kecil dibandingkan dengan kantong plastik.
Kedua, beralih menggunakan kantong singkong, berbeda dengan kantong plastik, cassava bags dapat terurai dengan mudah bila disimpan di dalam tanah. Kantong singkong ini hanya membutuhkan waktu sekitar 180 hari untuk dapat terurai secara menyeluruh dan menyatu dengan tanah. Selain itu, kantong singkong juga dapat dilarutkan di dalam air bersuhu di atas 80 derajat celcius hanya dalam beberapa menit.
Kita tidak bisa lagi mengabaikan kenyataan bahwa alam sedang memberikan warning kepada kita tentang bahayanya plastik. Perlu di ingat, perubahan dimulai dari tindakan yang sederhana, dan ini adalah langkah kecil yang memberikan dampak besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H