Mohon tunggu...
Ismuhadi
Ismuhadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama Pekalongan

Manusia yang senang menyulam kata, menceritakan jiwa, dan menerangi dunia dengan imajinasi yang tak terbatas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Isu Lingkungan, Perspektif Generasi Muda Hingga Islam

21 Oktober 2023   17:10 Diperbarui: 21 Oktober 2023   17:10 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Freepik.com

Pada tahun 2015 Bagaimana kebakaran lahan gambut dan hutan merusak alam kita dan membuat bencana asap di sebagian wilayah Indonesia yang membahayakan lingkungan dan mengancam kesehatan kita. Kebakaran hutan dan lahan terus berjalan, seiring dengan pembukaan hutan untuk berbagai kepentingan, seperti perkebunan, transmigrasi, peternakan dan kehutanan.

Kejadian tersebut terus terjadi hingga saat ini dan jumlah lahan dan hutan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah. Ulah tangan manusia, fenomena El-nino dan pendidihan global seakan menjadi suatu combo (gabungan) yang mematikan bagi manusia karena dapat berakibat pada kekeringan dan kelaparan terjadi dimana-mana.

Isu lingkungan ini bukan lagi isu yang diangkat secara nasional namun sudah menjadi problem secara global. Bukan hanya masalah kebakaran hutan dan lahan saja yang mendapat perhatian, namun permasalahan sampah juga tidak boleh di kesamping kan. Sebab sampah sekecil apapun kalau dibiarkan akan membawa bencana bagi manusia.

Isu Lingkungan dari Kacamata Generasi Muda

Menurut saya, dalam menyelesaikan permasalahan isu lingkungan, perlu adanya gerakan kolektif dari berbagai elemen yang ada, baik dari para aktivis lingkungan hingga pemerintah terkait. Agar dapat merumuskan langkah-langkah strategis untuk menangani isu lingkungan tersebut.

Generasi Milenial dan Z merupakan generasi yang lahir dengan segala pravilage-nya. Dimana isu-isu lingkungan harus diangkat melalui sosial media yang mereka miliki, bisa dengan membuat tulisan di twitter tentang urgensi menjaga lingkungan, atau bisa juga dengan meng-influence masyarakat melalui konten yang menarik.

Mungkin mayoritas masyarakat Indonesia, sudah tidak asing lagi dengan 5 anak muda asal Bandung yang menamai dirinya dengan Pandawara Group. Sekarang ini Pandawara group seakan menjadi icon atau acuan para penggerak kebersihan lingkungan sekaligus bukti bahwa generasi muda begitu aware terhadap isu-isu lingkungan dengan melakukan aksi clean up (bersih-bersih) di berbagai tempat mulai dari sungai hingga pantai.

Pandawara mulai mendapatkan banyak perhatian masyarakat setelah mereka membagikan konten video pembersihan sampah dari sungai melalui media sosial TikTok. Salah satu aksi clean up yang mencuri perhatian saya, ketika pandawara melakukan pembersihan sampah di Pantai terkotor nomor 2 di Indonesia, yakni Pantai Jalan Ikan Selar, Bandar Lampung.

Karena aksi tersebut merupakan gambaran bagaimana kolaborasi antara masyarakat umum, aktivis lingkungan dan unsur pemerintah bisa terjalin. Entah jimat apa yang mereka pakai, sehingga mampu untuk menggerakan ribuan orang dengan tujuan yang sama yaitu agar kondisi lingkungan pulih dan bisa untuk dinikmati kembali keindahannya.

Setelah mencuatnya Pandawara ke permukaan, kini banyak anak -anak muda yang terpengaruh dan melakukan aksi yang sama untuk membersihkan lingkungan dari sampah. Hal tersebut membuktikan bahwa peran sosial media sangat diperlukan untuk terus menggalakkan aksi-aksi nyata dalam menangani isu lingkungan.

Selain itu, ruang-ruang diskusi yang mengangkat tema betapa pentingnya menjaga dan merawat bumi harus digalakkan secara masif. Karena mayoritas anak muda sekarang ini sudah melek terhadap isu lingkungan, maka wadah untuk menyalurkan ide maupun gagasan memang sudah seharusnya untuk dijalankan.

Salah satu kunci untuk merawat dan menjaga bumi, berada pada manusianya sebagai subjek atau aktor yang harus mampu mengelola alam sesuai dengan teori yang didapat dari orang-orang terdahulu maupun tuntunan agama yang sudah diajarkan.

Pandangan Islam Terhadap Isu Lingkungan

Berbicara soal isu lingkungan, semakin lama semakin dirasa urgensi-nya. Banyak sekali ayat-ayat di dalam Al-qur'an yang menjelaskan tentang petunjuk dan tuntunan untuk menjaga lingkungan.

Seperti yang disampaikan Prof. Quraish Shihab di Channel Youtube Najwa Shihab, dijelaskan bagaimana manusia dengan alam harus berjalan secara harmonis. Berbeda dengan filsafat lain yang mengatakan "pergilah dan taklukkan lah bumi". Pernyataan tersebut seolah-olah terdapat paksaan, sedangkan tidak didalam Al-qur'an dikatakan "Jadilah khalifah di Bumi". Salah satu arti "Khalifah" adalah mengelolanya dan mengantarkannya kepada tujuan pernciptanya.

Misalnya, Ketika terdapat tanaman bunga yang indah dan dipelihara, jangan sampai kita mencabut bunga sebelum mekar, jadi terdapat hubungan kasih. Alam memang takluk kepada manusia, namun bukan manusia yang menaklukkannya tetapi Allah Swt.

Senada dengan Prof. Quraish Shihab, Habib Husein Ja'far yang dikenal sebagai sosok habib muda dan milenial juga pernah pernah mengungkapkan betapa pentingnya menjaga bumi. Indonesia ini bagaikan tetesan dari surga,begitu besar kenikmatan yang Allah berikan kepada kita dan diantara nikmat yang besar itu adalah berupa alam yang begitu luas dan indah di antara alam yang luas dan indah itu ada satu nikmat dari Allah kepada kita berupa lahan gambut.

Menurut data, jumlah lahan gabut di Indonesia ada sekitar 14 sampai 20 juta hektar. Tentu hal ini adalah amanah dari Allah yang patut kita jaga sebagai bentuk syukur kita kepada Allah jika tidak maka ia justru akan membahayakan negeri ini menjadi bencana bagi kita.

Allah tegaskan dalam surat Ar-rum ayat 41 bahwa kerusakan lingkungan ini pasti disebabkan oleh ulah tangan manusia karena apa Karena lingkungan dan alam semesta ini telah diciptakan dari awal oleh Allah dalam keindahan dan keteraturannya sedemikian rupa sehingga kalau rusak dan memang seperti itu nyatanya 90% lebih dalam catatan data kerusakan dan kebakaran lahan gambut itu disebabkan oleh dibakar oleh tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Sudah sepatutnya kita mulai peduli akan lingkungan disekitar, bisa dimulai dari diri sendiri dengan hal yang sederhana yakni membuang sampah pada tempatnya dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Kalau bukan kita yang melakukan, lantas siapa lagi? Dan kalau bukan sekarang, mau kapan lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun