Pengalaman masa kecil adalah sumber belajar dan akan membentuk kepribadian serta perilaku, melalui serangkaian pengalaman panjang, dengan segudang peristiwa yang tersusun menjadi karakter ketika dewasa.Â
Peran keluarga sangat besar dalam membentuk pengalaman masa kecil. Keluarga yang dapat melakukan fungsinya dengan baik akan memunculkan pengalaman yang baik, begitu pula sebaliknya.Â
Berat atau ringan gangguan yang dialami juga dipengaruhi oleh seberapa dalam luka yang dialami dan bagaimana karakter setiap orang.Â
Selanjutnya, ketika seseorang terluka, tanpa disadari luka tersebut mengontrol perilakunya sehingga muncul rasa tidak aman, defensif, stress, menarik diri dan mengalami krisis kepercayaan. Â Â Â Â Â
Sebagian orang dapat menyadari saat dirinya mengalami perubahan yang menyebabkan terhambatnya berbagai fungsi fisik, psikis maupun sosial akibat pengaruh inner child.Â
Namun terkadang mereka tidak menyadari apa yang terjadi, sehingga kesadaran muncul dari orang-orang yang berada di sekitarnya.
Pertanyaannya, bagaimana cara merangkul dan mengasuh kembali inner child yang terluka?
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah berusaha menyadari dengan mengamati apa yang dialami serta mencari peristiwa yang sama pada masa lalu.Â
Pada proses mengenali luka ini, seringkali muncul  reaksi otomatis menolak atau menutup akses untuk mengenali luka, fokus mencari siapa dalang dari luka yang dialami, dan ketika merasa tidak nyaman buru-buru ingin melepaskan. Akibatnya sulit dicapai adanya penerimaan terhadap peristiwa yang sudah terjadi.
Selanjutnya, langkah ini dilakukan melalui proses step by step, butuh waktu dan ada kemungkinan untuk salah, artinya apa yang dilakukan tidak akan selalu berhasil, ada saat gagal dan diulangi kembali prosesnya.
Setelah berhasil menyadari maka yang dapat dilakukan adalah mengelola: kepingan-kepingan masa lalu yang menyebabkan luka dengan cara: