Mohon tunggu...
Ismiyati Ismiyati
Ismiyati Ismiyati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Administrasi Perkantoran

Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ismiyati Tugas Filsafat 6 (Filsafat Penelitian dan Evaluasi Pendidikan)

22 Januari 2021   12:48 Diperbarui: 22 Januari 2021   12:54 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aspek-Aspek dalam Komponen Pendidikan
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Sumber: Karti Suharto (2010) 
Sumber: Karti Suharto (2010) 

Tabel di atas menjabarkan bahwa sistem pendidikan Nasional di Indonesia berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003. Undang-undang tersebut sebagai dasar dalam penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan baik tingkat sekolah maupun perguruan tinggi.

Strategi Pembelajaran Pendidikan Administrasi Perkantoran (Mata Kuliah Kearsipan)

Oemar Hamalik (2003) pembelajaran di perguruan tinggi dengan sistem SKS (satuan kredit semester) dipandang sebagai suatu sistem menyeluruh (total learning system) yang menggunakan model belajar adaptive learning. Dimana belajar adalah bagaimana cara belajar (learning how to learn). Dengan harapan mahasiswa menjadi tenaga professional yang mampu menyesuaikan diri dan mengikuti perubahan dan perkembangan masyarakat yang semakin cepat. Pembelajaran berdasarkan SKS di laksanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, praktikum di laboratorium, kegiatan pengalaman lapangan, kerja kelompok, pemecahan masalah, latihan simulasi dan sebagainya.

Daryanto (2010), bahwa strategi pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar meliputi pada gambar di bawah ini.

Gambar metode mengajar (Dokpri)
Gambar metode mengajar (Dokpri)

Peranan strategi pembelajaran pada mata kuliah kearsipan untuk membantu mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Mata kuliah atau mata pelajaran kearsipan merupakan salah satu mata kuliah kompetensi pada pendidikan administrasi perkantoran dalam teori maupun praktik. 

Sumber: Sondang P. Siagian (2003) tentang Pencabangan ilmu-ilmu pengetahuan
Sumber: Sondang P. Siagian (2003) tentang Pencabangan ilmu-ilmu pengetahuan
Administrasi perkantoran merupakan cabang dari ilmu administrasi. Ilmu administrasi tergolong dalam ilmu-ilmu sosial dan merupakan salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial. Secara khusus dapat pula dikatakan bahwa ilmu administrasi itu termasuk kelompok applied sciences dalam ilmu-ilmu sosial karena kemanfaatannyahanya ada apabila prinsip-prinsip, rumus-rumus, dan dalil-dalilnya diterapkan untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia (Sondang P. Siagian, 2003).

Ideologi Pendidikan Administrasi Perkantoran

O’Neill (1981) dalam Karti Suharto (2010) membagi ideologi pendidikan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu pertama ideologi konservatif dan liberal. Ideologi konservatif meliputi ideologi pendidikan fundamentalisme, ideologi pendidikan intelektualisme, dan ideologi pendidikan konservatisme. Ideologi liberal meliputi ideologi pendidikan liberalisme, pendidikan liberasionisme, dan ideologi pendidikan anarkisme.

Karti Suharto (2010) ideologi pendidikan konservatisme, pada dasarnya mendukung ketaatan terhadap lembaga-lembaga dan proses-proses budaya yang sudah teruji oleh waktu, disertai dengan rasa hormat yang mendalam terhadap hukum serta tatanan sosial yang baku, sebagai landasan bagi perubahan sosial yang konstruktif. Dalam hal pendidikan, kaum konservatif menganggap bahwa sasaran utama sekolah adalah pelestarian dan penerusan struktur dan sistem sosial serta pola-pola berikut tradisi-tradisi yang sudah mapan.

Utomo Dananjaya (2010), dalam ideologi liberalime, tujuan pendidikan adalah mengubah dan membangun tatanan sosial baru. Pendidikan bukan alat, tetapi pelaku penyusun, pelaku tatanan sosial baru, yang dominan bukan lagi guru tetapi peserta didik. Guru hanya bersifat sebagai fasilitator. Peserta didik bukan mereproduksi ilmu tetapi memproduksi ilmu. Tujuan jangka panjang pendidikan adalah untuk melestarikan dan memperbaiki tatanan sosial yang ada dengan cara mengajar setiap peserta didik bagaimana cara menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupannya sendiri secara efektif. Salah satu ciri umum liberalisme pendidikan bahwa pendidikan berbasis kompetensi, dalam pasal 1 ayat 1, bahwa pengertian pendidikan yang mengidentifikasi kompetensi dasar pendidikan nasional adalah kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang dibutuhkan. Rumusan tersebut dikembangkan menjadi tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan pasal 3.

Salah satu ideologi di atas  senada dengan Visi Universitas Negeri Semarang yaitu menjadi universitas konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tahun 2020 (http://blog.unnes.ac.id/ikaarista/2015/11/20/sejarah-unnes-sebagai-universitas-konservasi/).

Aktivitas Mata Pelajaran pada Pendidikan Administrasi Perkantoran

            Salah satu aktivitas mata pelajaran kearsipan pada Pendidikan Administrasi Perkantoran baik yang teori dan praktik. Aktivitas mata pelajaran kearsipan yang teori, salah satunya dengan metode cooperative learning dan simulasi (demostrasi). Sedangkan aktivitas mata pelajaran kearsipan yang praktik, salah satunya dengan project based learning.

Sifat Kemampuan Peserta Didik

            Pendidik yang menyelenggarakan pengajaran hendaknya selalu memperhatikan dan memahami serta berupaya menyesuaikan bahan pelajaran dengan keadaan peserta didiknya, baik yang menyangkut segi perbedaan usia, bakat, kemampuan, inteligensia, perbedaan fisik, watak dan sebagainya. Prinsip individualitas dalam konteks pengajaran adalah:

a.       Setiap individu mempunyai sifat-sifat, bakat, kemampuan yang berbeda.

b.      Setiap individu mempunyai cara belajar menurut caranya sendiri.

c.       Setiap individu mempunyai minat khusus yang berbeda.

d.      Setiap individu mempunyai latar belakang (keluarga) yang berbeda.

e.       Setiap individu membutuhkan bimbingan khusus dalam menerima pelajaran yang diajarkan guru sesuai perbedaan individual.

f.       Setiap individu mempunyai irama pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda (Ahmad Rohani, 2010).

Tujuan Pendidikan Administrasi Perkantoran

Tujuan pendidikan administrasi perkantoran mencakup kembali ke dasar ilmu administrasi, sertifikasi, transfer ilmu, kreativitas, hingga untuk mengembangkan pemahaman peserta didik. Hal ini selaras dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan administrasi perkantoran, salah satunya pada lingkup pendidikan menengah kejuruan. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (2018), secara khusus tujuan pendidikan pada tingkat ini adalah sebagai pendidikan yang menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai tenaga terampil tingkat menengah untuk melaksanakan pekerjaan tertentu di masyarakat atau mitra dunia usaha/industry. Penyiapan sumber daya manusia melalui PMK (Pendidikan Menengah Kejuruan) semakin penting untuk menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan pekerjaan, terutama sejak diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Sifat Kurikulum Pendidikan Administrasi Perkantoran

            Berdasarkan laporan lembaga riset internasional NIER (1999) dalam Dinn Wahyudin (2014) mengungkapkan bawa model pengembangan kurikulum nasional, paling tidak ada dua pendekatan yang dianut oleh banyak negara.

a.       Kurikulum nasional yang berpijak pada pendekatan isi/bahan (content based approach). Kurikulum ini merupakan suatu kurikulum nasional yang menekankan pada pengkajian bahan yang disusun dalam bentu mata pelajaran dan pengalaman belajar yang diharapkan dapat diperoleh peserta didik. Umumnya negara yang menganut pendekatan ini menerapkan kebijakan sentralisasi di bidang pendidikan (centralized) walaupun di tingkat bawahnya seperti negara bagian/provinsi/kabupaten dan masyarakat sekolah, masih tetap diberi kewenangan yang proporsional untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam merancang dan menerapkan kurikulum yang dianut.

b.      Kurikulum nasional yang berpijak pada pendekatan outcome (outcome/competency based approach), yaitu kurikulum nasional yang menekankan kepada raihan outcome dan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik. Pemerintah pusat hanya sepatutnya dicapai peserta didik pada setiap jenjang pendidikan, sedangkan rancang tahapan pembelajaran dan pengalaman belajar, ataupun penerapannya dalam kegaitan belajar megnjar dilakukan di tingkat sekolah. Negara yang menganut pendekatan model kurikulum nasional ini, lazimnya menerapkan pendidikan yang terdesentralisasi (decentralized education).

c.       Kebijakan pengembangan kurikulum nasional yang memadukan antara content based dengan outcome based approach, yaitu model pendekatan kurikulum yang bercirikan pendkatan isi dengan kontrol pemerintah pusat yang relatif dominan, tetapi juga memberi kesempatan yang luas kepada pengelola di tingkat kabupaten/sekolah untuk berpartisipasi secara aktif dalam merencanakan dan mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan setempat.

Sumber: NIER (1999) dalam Dinn Wahyudin (2014) 
Sumber: NIER (1999) dalam Dinn Wahyudin (2014) 

Selaras dengan visi untuk menjadi Universitas Konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, sejahtera, Unnes mengembangkan kurikulum baru, yaitu Kurikulum Unnes 2012 Berbasis Kompetensi  dan Konservasi (Tim Pengembang Kurikulum Unnes, 2013). Selanjutnya pada Diagram alur dari body of knowledge Prodi S-1pendidikan administrasi perkantoran FE UNNES secara garis besar ditunjukkan  pada gambar dibawah ini

Gambar Peta keterkaitan keilmuan dan keahlian Prodi S-1 Pendidikan Administrasi Perkantoran dengan bidang lainnya
Gambar Peta keterkaitan keilmuan dan keahlian Prodi S-1 Pendidikan Administrasi Perkantoran dengan bidang lainnya
Teori Pengajaran Pendidikan Administrasi Perkantoran

            Pengajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang pendidik dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara mengajar itu sendiri dengan belajar. Jalinan komunikasi yang harmonis inilah yang menjadi indikator suatu aktivitas proses pengajaran itu akan berjalan dengan baik (Ahmad Rohani, 2010).

            Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (2008) dalam Tim Pengembang Kurikulum Unnes (2013), merekomendasikan berbagai metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa dan dipandang relevan diimplementasikan pada pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi dan konservasi di Unnes. Metode tersebut di antaranya adalah (1) small group  discussion, (2) role play & simulation, (3) case study, (4) discovery learning (DL), (5) self directed learning (SDL), (6) cooperative learning ( CL), (7) collaborative learning (CbL), (8) contextual instruction (CI), (9) project based learning (PBL), dan (10) problem based learning and inquiry (PBL).

Sifat Sumber Pembelajaran Pendidikan Administrasi Perkantoran

            AECT (Association for Education and Communication Technology)  menyatakan bahwa sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber, baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara berkombinasi  sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.  Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, berupa buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan sebagainya (Hamdani, 2011). Sumber pembelajaran pada mata kuliah pendidikan administrasi adalah dari sumber bervariasi.

Sifat Penilaian Pendidikan Administrasi Perkantoran

            Penilaian  pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian kinerja, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional (external test), ujian sekolah berstandar nasional, dan ujian sekolah (Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2018).

Berdasarkan teknik penilaian, meliputi penilaian kontektual (tes tertulis, tes lisan, penugasan), portofolio, penilaian sikap (observasi, penilaian diri, penilaian antarteman), penilaian keterampilan (kinerja, proyek), penilaian sosial (penilaian praktik kerja lapangan), dan external test (penilaian paket kompetensi). Hal ini sifat penilaian yang ada di pendidikan administrasi perkantoran khususnya di sekolah menengah kejuruan pada program studi Otomatisasi Perkantoran.  

Sumber Pustaka:

 

Ahmad Rohani. 2010. Pengelolaan pengajaran: sebuah pengantar menuju guru professional (edisi revisi 2010). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Daryanto. 2010. Media pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

 Dinn Wahyudin. 2014. Manajemen kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2018. Panduan penilaian hasil belajar dan pengembangan karakter pada sekolah menengah kejuruan.

 Hamdani. 2011. Strategi belajar mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Unnes

Karti Soeharto. 2010. Perdebatan ideologi pendidikan. Cakrawala Pendidikan, Juni 2010, Th. XXIX, No. 2. http://eprints.uny.ac.id/3361/1/Karti_Soeharto.pdf. Di download tanggal 29 Oktober 2020.

 Kurikulum Unnes. 2019. Kurikulum program studi pendidikan administrasi perkantoran.

Oemar Hamalik. 2003. Manajemen belajar di perguruan tinggi (pendekatan sistem kredit semester). Bandung: Sinar Baru Algensindo.

 Sondang P. Siagian. 2003. Filsafat administrasi (edisi revisi). Jakarta: PT Bumi Aksara.

 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Sistem pendidikan Nasional.

Tim Pengembang Kurikulum Unnes. 2013. Buku panduan implementasi kurikulum Unnes 2012 (berbasis kompetensi dan konservasi).

Utomo Dananjaya. 2010. Media pembelajaran aktif (Edisi ke III). Bandung: Nuansa Cendekia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun