Mohon tunggu...
ismi yaomilauliya
ismi yaomilauliya Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

pendidikan kimia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wujudkan Karakter Islami Anak Kampung Jawi

18 November 2021   15:04 Diperbarui: 18 November 2021   15:29 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini sebagai wujud penghargaan terhadap nenek moyang dan kecintaan terhadap tanah air. Dengan melestarikan kebudayaan ini niscaya akan mampu mengimbangi dan menjadi tameng bagi masyarakat dalam menghadapi membludaknya budaya asing di Indonesia.

Kampung Jawi menjadi salah satu contoh daerah yang sudah berusaha dan beriktikad menjaga nilai-nilai kebudayaan, khususnya Jawa, di tengah gempuran budaya asing seperti saat ini. Kampung Jawi merupakan suatu kampung yang  terletak di Kelurahan Sukorejo, Gunungpati, Semarang, yang memiliki komitmen kuat dalam melestarikan kebudayaan Jawa. 

Di sana merepresentasikan kultur dan identitas Jawa, mulai dari masakan, pakaian, seni dan budaya, serta nilai-nilai sosial dalam kehidupan masyarakat.

Berdasarkan penuturan Siswanto, penggagas dan pembina Kampung Jawi, desnitasi wisata budaya tersebut dibangun atas dasar keprihatinan terhadap budaya Jawa yang semakin luntur di kalangan generasi muda di zaman sekarang. 

Dari hal tersebut ia lantas terdorong untuk memunculkan budaya Jawa seperti gamelan, wayang, bahasa, adat istiadat, agar membumi di kampungnya, (Ayosemarang.com). Keberadaan Kampung Jawi juga dapat membentuk identitas generasi muda yang memiliki karakter luhur serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan.

Meskipun begitu, Kampung Jawi sendiri juga tidak bisa lepas dari tantangan. Di era sekarang ini, sangat penting membekali para generasi muda agar tidak ikut-ikutan budaya asing yang membawa dampak buruk. Apalagi di masa pandemi covid-19 ini anak-anak lebih sering menghabiskan waktu untuk bermain internet dan game online di rumah. Tentunya dibutuhkan upaya yang lebih keras dalam membentuk karakter anak di Kampung Jawi.

Salah satu cara yang dapat dilakukan, selain menghidupkan kebudayaan Jawa, yaitu melalui pendidikan berbasis keagamaan Islam. Pasalnya nilai-nilai religiusitas dan spiritualitas Islam haruslah ditanamkan sejak dini guna membentengi generasi muda di tengah derasnya arus globalisasi saat ini. Di sinilah pentingnya mengajarkan nilai-nilai keislaman agar terbentuk karakter anak yang sesuai dengan norma-norma sosial-budaya.

Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menyediakan fasilitas dalam belajar agama seperti Taman Pendidikan Qur'an (TPQ) dan Madrasah Diniyah (Madin). Dengan mengajarkan Al-Qur'an dan pengetahuan keagamaan lainnya kepada anak-anak di Kampung Jawi, tentu menjadi nilai plus tersendiri. 

Selain karakter Jawa yang melekat, juga perlu diimbangi dengan karakter Islami yang kuat. Sebagaimana yang pernah diajarkan para Walisongo yang menginternalisasikan nilai-nilai keislaman terhadap budaya Jawa. Karena dengan inilah akan menjadi kekuatan yang mengantarkan manusia hidup dengan damai dan harmonis.

Proses penanaman karakter Islami kepada anak-anak di Kampung Jawi dilakukan di musala-musala sekitar. Di mana anak-anak diajari pengetahuan agama, membaca Al-Qur'an, menghafal surat-surat pendek dan doa sehari-hari. Adapun tantangan yang dihadapi saat ini yaitu terbatasnya tenaga pendidik yang kurang sebanding dengan antusiasme dan semangat anak-anak dalam belajar.

Namun hal tersebut bukanlah sebuah penghalang. Masalah itu dapat diatasi dengan manajeman pembelajaran. Tentu penting juga untuk membentuk organisasi khusus yang bertanggung jawab dalam mewadahi minat anak-anak dalam belajar agama. Ketika kekurangan tenaga pengajar, pejabat desa juga bisa merekrut orang dari luar yang pandai dan berkompeten di bidangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun