Meski begitu, Zarco sempat melakukan pembelaan. Menurutnya ia tidak sengaja melakukan hal tersebut karena sangat sulit mengendalikan motor yang sangat berat dan berkecepatan tinggi untuk tetap berada di racing line-nya. Hmmm apakah benar begitu? Saya kira ada benarnya juga karena hal tersebut sangatlah tidak mudah. Tapi di balik itu semua, ada baiknya Zarco untuk bisa mengendalikan diri dan lebih respect kepada pembalap lain. Â
Sirkuit Red Bull Ring, Spielberg sangatlah berbahaya
Pada tahun 2016 saat masih mejadi pembalap penguji pabrikan Ducati, Casey Stoner sudah memperingatkan betapa berbahayanya Sirkuit ini bagi balapan MotoGP. Menurutnya area run-off di tikungan kedua dan ketiga sangatlah berbahaya. Bahkan ia meminta Race Direction untuk mengkaji ulang kedua area tersebut demi keselamatan para pembalap. Dan boommm!!! Apa yang diperingatkan oleh dua kali juara dunia MotoGP tersebut akhirnya terbukti setelah 4 tahun kemudian..
Selain gaya balap seorang Johann Zarco yang sangat agresif, kecelakaan tersebut adalah salah satu konsekuensi berbahanya layout dari run off tikungan kedua. Pembalap akan memacu motor dengan maksimal di lintasan lurus yang sedikit berbukit dan harus mengerem secara brutal untuk memasuki tikungan hairpin. Apalagi terdapat dua kelokan kecil yang mengharuskan pembalap memiringkan sedikit motornya.Â
Di kelas Moto2 pun terjadi kecelakaan yang tak kalah mengerikan melibatkan Enea Bestianini dan Hafizh Syahrin. Kontur lintasan yang menurun setelah tikungan satu membuat pembalap sangat kesulitan mengendalikan motor yang berada dalam kecepatan tinggi. Bestianini terjatuh dan meninggalkan motor di tengah lintasan. Hafizh Syahrin yang akan melakukan akselerasi tidak bisa menghindar dan menabrak motor tersebut. Beruntung keduanya tidak mengalami cedera serius.
Pendapat saya, Sirkuit Spielburg, Red-Bull Ring sendiri sebenarnya lebih cocok digunakan untuk balapan F1 dan terlalu berbahaya jika digunakan untuk balapan MotoGP. Karena kontak antar pembalap yang sangat ketat dapat beresiko menimbulkan kecelakaan yang sangat parah. Ditambah lagi titik pengereman MotoGP dan F1 pun sangat jauh berbeda.Â
Nafas kedua bagi Rossi dan Vinales
Tanpa harus mempertimbangkan berbagai peristiwa yang terjadi secara bersamaan, saya kira Rossi dan Vinales adalah manusia paling beruntung di muka bumi pada detik tersebut..
Entah apa yang ada di dalam pikiran mereka sesaat setelah melihat dua motor ringsek melaju tepat di hadapannya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Seandainya Rossi terlambat sedikit lagi dalam melakukan pengereman, mungkin motor berkecepatan 280 km/jam telah menghantam tubuhnya secara tragis.Â
Begitu pula Vinales, terlambat sepersekian detik saja, motor Zarco akan langsung menghantam kepalanya. Tuhan memberikan nafas kedua yang sangat berharga bagi mereka. Ya, intinya jika belum kehendak-Nya maka sesuatu musibah tidak akan terjadi. Rossi terlihat sangat syok saat berada di Paddock. Wajahnya memancarkan rasa kekhawatiran yang sangat mendalam. Manusiawi, sangat manusiawi karena ia telah dekat dengan suatu peristiwa yang sangat tidak diharapkan.Â
Tapi luar biasanya adalah, The Doctor masih mampu finish kelima setelah balapan kembali diulang. Sementara itu Vinales terlihat mengenakan earphone yang tersemat di telinganya saat di paddock. Mungkin itu cara ia untuk menenangkan diri.Â