Siapa sangka, salipan indah dan tak  terduga dari seorang Dovizioso berhasil membawa dirinya kembali menjadi raja di Sirkuit Salzburg, Austria. Pembalap asal Italia ini juga semakin memantapkan dominasi pabrikan asal Bologna ini sebagai satu-satunya motor yang selalu menang di Sirkuit ini sejak tahun 2016 lalu.Â
Tidaklah mulus, mungkin itulah kata-kata yang tepat dalam menggambarkan awal perjuangan Desmodovi meraih kemenangannya. Ia harus memulai balapan dari posisi start ketiga. Balapan semakin mendebarkan ketika di tikungan dua ia harus sedikit melebar dan kehilangan beberapa posisi.
Balapan kembali terlihat cerah bagi akhir pekan Dovizioso setelah ia mampu melewati Fabio Quartararo yang memimpin balapan selama beberapa putaran. Namun setelah itu ia masih belum terbebas untuk bisa melenggang dengan mulus hingga garis finish. Karena teror yang sebenarnya datang dari sang juara dunia sekaligus pemuncak klasemen, Marc Marquez. Ambisi sang pembalap pemilik nomor 93 ini sangatlah besar untuk bisa menginjakkan kaki di pucuk Podium untuk pertama kalinya di Austria.
Bagaimana tidak, apabila kita sedikit menilik sejarah dengan melihat beberapa balapan di dua tahun sebelumnya, Marquez belum bisa merengkuh mahkota sebagai raja di Sirkuit ini. Ia selalu kalah oleh para pembalap Ducati baik itu Dovizioso maupun Jorge Lorenzo. Tentu target utama dari The baby Alien adalah hanya satu, yakni kemenangan.Â
Persaingan semakin panas setelah Marquez mampu melewati Dovi 3 lap menjelang finish. Dovizioso acap kali mencoba untuk bisa mengovertake seorang Marquez dari sisi dalam, meski gagal karena harus melebar. Namun penantian tersebut akhirnya terbayarkan di tikungan terakhir menjelang finish. Salipan indah nan tak terduga berhasil mematikan harapan seorang Marc Marquez untuk meraih kemenangan.
Tapi tidak ada balapan tanpa ada cerita dibaliknya, termasuk manuver Dovizioso yang satu ini. Dovi mengakui bahwasannya manuver tersebut merupakan bagian dari sebuah perjudian yang harus ia ambil. Karena pada dasarnya tikungan terakhir tersebut amatlah triki dan cukup sulit untuk melakukan overtake. Bahkan Dovi mengaku ia sempat tidak percaya diri untuk melakukan manuver tersebut...
Namun ada satu hal yang membuat ia akhirnya tetap nekat untuk melakukannya, yakni cengkraman ban.
"Saya tidak terlalu percaya diri karena saya tak bisa melakukan pengereman lebih lambat dari Marquez. Namun saya memiliki cengkeraman lebih baik dibandingkan Marquez di beberapa lap terakhir."Â
Strategi pemilihan ban yang dilakukan oleh Dovi beserta timnya, telah berhasil mengacak-acak ritme balap seorang Marquez. Terlihat juga bagaimana Dovizioso tidak mencoba untuk langsung menjauh dan menunggu sebagai strategi menghemat ban yang tepat. Sementara Marquez yang menggunakan komponen ban lebih lunak terlihat sangat berusaha untuk menekan.
Sehingga tikungan terakhir tersebut menjadi tempat yang cukup tepat untuk mengeksekusi semua usaha juga kesebarannya dalam menghadapi tekanan dari seorang Marquez.