Mohon tunggu...
ismiasih
ismiasih Mohon Tunggu... Petani - Penyuluh Pertanian

Menekuni bidang pertanian, menyukai bidang pendidikan, sosial, dan psikologi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

7 Cara Atasi Ambles pada Tanaman Padi

3 Juni 2024   14:52 Diperbarui: 4 Juni 2024   01:13 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena tanaman padi ambles kerap terjadi pada musim tanam gadu seperti pada saat ini. Terlihat di beberapa lokasi, tanaman padi yang semula terlihat subur menghijau tiba-tiba menguning dan berhenti tumbuh.  Apabila dicabut akarnya tampak coklat kehitaman dan mati. 

Berdasarkan pengamatan dan menurut pengakuan beberapa petani tanaman padi yang ambles terjadi pada kisaran umur 7 sampai 15 hari. Biasanya terjadi setelah dua hingga empat hari setelah dilakukan pemupukan pertama. Pupuk yang  biasa digunakan oleh petani adalah urea dan NPK.  Inilah yang membuat petani bingung karena setelah dipupuk tanaman padinya bukannya tambah subur tetapi malah sebaliknya, semakin merana.

Untuk mengatasinya diperlukan pengamatan terlebih dahulu dengan seksama. Pengamatan ini bertujuan  untuk memastikan penyebab utamanya.  Adakalanya gejala yang terlihat sama pada fisik tanaman memiliki penyebab yang berbeda. Bisa juga disebabkan oleh kombinasi dari beberapa factor. Pengamatan dan analisa ini sangat penting agar tepat cara mengatasinya.

Beberapa penyebab tanaman padi ambles sebagai berikut:

Derajat keasaman atau  pH tanah yang terlalu rendah.  Hal ini umum terjadi pada lahan sawah berjenis Podsolid Merah Kuning (PMK), terutama pada lahan rawa.

Adanya perbedaan suhu yang ekstrim antara siang dan malam sehingga menganggu  penyerapan unsur hara dan berlangsungnya metabolisme tanaman. 

Adanya sisa bahan organik berupa jerami  atau seresah lainnya yang belum terdekomposisi.  Proses dekomposisi bahan organik masih berlangsung pada saat tanaman padi telah ditanami sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman.  Petani sering menyebutnya dengan istilah "asem-aseman".

Adanya serangan hama wereng dan/atau penggerek batang parah karena tidak terdeteksi sejak di persemaian. 

Adanya serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur atau bakteri.

Drainase yang buruk sehingga lahan selalu dalam keadaan tergenang dan sulit dikeringkan.

Beberapa teknologi yang bisa diterapkan untuk mencegah dan mengatasi tanaman padi yang ambles adalah sebagai berikut:

Menambahkan amelioran. 

Amelioran berupa kapur pertanian atau pembenah tanah dapat diberikan minimal satu bulan sebelum tanam. Amelioran berupa pupuk organik dan dekomposer  diberikan sebelum atau pada saat pengolahan tanah.

Melakukan pengolahan tanah/lahan sempurna. 

Pada umumnya tanaman padi ambles terjadi pada saat musin tanam ke II (gadu).  Pada musim ini masih banyak sisa sisa jerami yang belum terdekomposisi dengan baik.  Oleh karena itu pengolahan tanah harus dilakukan dengan sempurna. 

Saat olah tanah pertama perlu penambahan dekomposer untuk mempercepat terdekomposisinya bahan organik.  Dengan demikian saat olah kedua, bahan organik sudah terdekomposisi sempurna dan kondisi lahan sudah dalam keadaan berlumpur halus, rata, dan siap untuk ditanami.

Melakukan pengairan berselang/ intermitten.

Saat pindah tanam dan setelahnya tanaman padi tidak perlu digenang secara terus menerus.  Cukup dijaga airnya dalam keadaan macak-macak.  Pengairan selanjutnya diperlukan jika air telah susut dan perlu diairi.  

Untuk mengetahui waktu yang tepat untuk mengairi dan mengeringkan tanaman bisa menggunakan alat sederhana yang terbuat dari paralon yang dilubangi. Cara tersebut dinamakan Sistem Pengairan Basah Kering (Alternatte Wetting and Drying).

Melakukan Pemupukan melalui Daun. 

Karena kondisi perakaran tanaman dalam keadaan tidak normal maka sebaiknya pemupukan dilakukan melalui daun. Pupuk yang digunakan adalah Pupuk Organik Cair (POC) maupun Pupuk Pelengkap Cair (PPC).  

Pemupukan  melalui tanah berupa urea maupun dapat dilakukan  apabila tanaman telah ttumbuh denan baik dan akarnya sehat.   Pemupukan lewat daun ini dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia melalui tanah.  Selanjutnya penambahan nitrisi tanaman melalui daun  tetap dilakukan terutama yang mengandung unsur mikro.

Penyemprotan Air Abu. 

Abu baik abu dapur maupun abu sekam sangat baik untuk tanaman.  Nutrisi yang terkandung dalam abu seperti kalium, fospor, kalsium, dan magnesium  dapat membantu tanaman untuk tumbuh lebih sehat dan tahan serangan penyakit.  Abu dapat direndam selama satu malam dan keesokan harinya air rendaman tersebut dapat digunakan untuk menyemprot.

Pengendalian hama lebih awal. 

Hama penggerek batang dan hama wereng dapat menyerang baik masih dalam persemaian maupun setelah pindah tanam. Penggerek batang perlu dikendalikan lebih awal jika ditemukan adanya penerbangan ngengat imago.   

Di persemaian secara alami dengan menggunakan kumbung bambu.   Tanaman muda yang terserang penggerek batang sampai pada titik tumbuhnya sangat sulit untuk diselamatkan. Jika hal tersebut berbarengan terjadinya dengan kondisi "asem-aseman"  akan lebih baik jika dilakukan penanaman ulang.

Penanganan Gulma dengan Landak/Gasrok.

Penggenangan secara terus menerus dapat menekan tumbuhnya gulma.  Sementara itu penerapan pengairan berselang/intermitten justru menimbulkan  gulma tumbuh lebih banyak. 

Penyiangan gulma dianjurkan dengan menggunakan landak/gasrok karena selain mampu mengendalikan gulma juga memperbaiki aerasi tanah.  Kelemahannya ada pada tenaga kerja.  Solusinya perlu digunakan gasrok bermesin modern agar lebih efektif dan efisien.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun