"Dengarkan semuanya! PR tetap dikumpulkan!" Ucap si ketua kelas nyentrik itu keras sembari mengebrak meja membuat seluruh ruangan terdiam.Â
"Huu....!!" Sahut anak-anak serempak. Membuat Nella semakin malas. Harusnya ia tak masuk saja. Benar.Â
****Â
Nella mengusak kasar rambut hitam sebahu yang menguarkan aroma apel bercampur mint yang segar. Masih basah sisa keramas sore ini.Â
Sedang tangan kanannya sibuk memainkan benda pipih hitam dengan wajah ditekuk. Tak ada balasan. Notifikasi pesan chat kekasih yang baru tiga bulan menjalin asmara dengannya tak ada. Moodnya semakin hancur.Â
Radit Dewa Asmoro. Bertubuh jangkung, kulit kuning langsat, matanya agak sipit, bibirnya merah, pangeran sekolah yang digilai banyak gadis. Takdir seolah berpihak bahwa nama tengah dan belakangnya sangat pas untuk dirinya yang mampu menancapkan panah cinta dihati siapapun yang melihatnya.Â
"Itu ngak bener!" Radit mengibaskan tangan sembari menepuk dada. Tersedak.Â
"Asmoro itu sebenarnya singkatan Astuti dan Henri Domoro!" Jelasnya kemudian. Ohh jadi nama ayah dan ibunya. Berdua mereka tertawa.Â
Tak ada yang tahu mereka sepasang kekasih kecuali Winda. Syarat dari Nella untuk menjalin hubungan diam-diam disetujui Radit. Bukan tanpa alasan, lelaki seperti Radit sangat populer. Selain berwajah rupawan, rangkingnya memang tidak selalu teratas tapi Radit termasuk siswa yang selalu berada di peringkat lima besar.Â
Sedang Nella risih jika hubungan mereka diketahui satu sekolah bisa dipastikan  konsekuensi dari keputusannya menerima Radit sebagai kekasih, adalah hal yang mengerikan bagi Nella. Bayangkan saja sendiri ketika kamu hanya gadis biasa dengan kemampuan otak ditengah rata-rata bersanding dengan lelaki yang menjadi incaran para betina.Â
'Semarah itukah sama aku?'Â