Kemampuan setiap klub memanage pemain atau pengelola permainan juga menjadi faktor yang kelak membedakan hasil pertandingan. Lihat saja klub-klub elit seperti Milan, Barcelona atau United. Semua memiliki fasilitas yang luar biasa dalam mengelola pemain ataupun aset-aset klub. Pihak-pihak yang terlibat bukan hanya pekerja yang mampu melakukan pekerjaannya melainkan direkrut dari ahli-ahli profesional nomor satu. Para terapis, ahli kesehatan, ahli kejiwaan sampai ahli motivasi bahu-membahu merawat para pemain agar menampilkan performa yang maksimal. Setiap pemain dimonitor dengan berbagai perangkat pengukuran yang detail untuk melihat kesiapan otot, mental dan pendukung lainnya dalam memulai pertandingan.
4.    Kebijakan transfer dan Persiapan pramusim yang sempurna
Kebijakan transfer dan persiapan menjelang kompetisi dimulai juga menjadi faktor pembeda. Setiap klub memiliki kebijakan transfer yang berbeda, meskipun kebanyakan didasarkan pada pola yang akan digunakan pelatih dalam kompetisi. Dengan pola yang sudah tertata rapi, para manager/pelatih akan membawa anak asuhnya menuju peak performance (penampilan puncak) ketika kompetisi berlangsung.
5.    Fanatisme pemain ke 12
Tim-tim dengan sejarah yang panjang biasanya secara tidak langsung menciptakan penggemar yang fanatik. Masih ingat dengan para hooligan di Inggris atau kelompok-kelompok ultras di Italia ? meskipun pada beberapa hal kelompok ini sering membuat onar, tetap tidak bisa dipungkiri bahwa semangat yang diletupkan di bangku penonton dapat menjalar ke dada setiap pemain di tengah lapangan.
6.    Dukungan sarana dan prasarana dari federasi sepak bola da negara
Fasilitas permainan yang nyata seperti stadion, sarana transportasi ataupun yang tidak nyataseperti sistem pengamanan, sistem kompetisi yang rapi dan hierarki permainan yang teratur di tingkat antar klub dan negara juga menjadi pendukung permainan yang penting.
Setiap orang yang terlibat dalam permainan ini baik di dalam maupun di luar lapangan tahu dan sadar akan fungsinya masing-masing. Setiap orang menyadari bahwa keberlangsungan permainan ini tergantung dari seberapa baik setiap orang menjalankan perannya.
Pertandingan dengan skor-skor yang mencolok ini biasanya hanya berlangsung di awal musim. Selanjutnya para klub yang mengikuti beberapa kompetisi (liga, piala negara atau piala di tingkat federasi eropa/Champion dan UEFA Cup) akan terjerembab ke dalam problem klasik yaitu kelelahan dan konsistensi. Namun demikian, kalau para klub dapat melewati hadangan kedua hal itu, maka berarti lonceng kematian kenikmatan kompetisi eropa akan segera datang. Kelak kita akan melihat kompetisi eropa bagaikan Eredivisie di Belanda yang hanya menjadi rebutan antara Ajax, Feyenoord dan PSV.
Tentu saja semua pihak berharap bahwa kompetisi di setiap liga eropa tidak hanya melibatkan klub-klub tertentu. Seperti di Spanyol, dengan race of two horses-nya antara Barca dan Madrid, The big four di Inggris atau derbi de la madonina antara Inter dan Milan di Italia. Pertandingan akan berlangsung semarak dan memancing rasa penasaran kalau banyak klub yang memiliki kemampuan setara dan saling mengalahkan. Apalagi kalau ditambah dengan sedikit bumbu taruhan traktir makan siang keesokan harinya antara sesama teman kantor.
Salam dari Ragunan.