Penanganan tanggap bencana di Kota Yogyakarta direspon dengan cepat oleh Walikota. Dengan instruksi Walikota yang dikeluarkan pada Senin siang (08/11), Pemkot Yogyakarta mengerahkan seribu karyawan laki-laki untuk bersama warga membuat tanggul darurat di sepanjang kali Code. Walikota Herry Zudianto, Wakil Walikota Haryadi Suyuti beserta ibu Dyah Suminar dan ibu Anna Haryadi juga hadir langsung bersama warga. Ketua DPRD Henry Kuncoroyekti dan beberapa anggota DPRD yang lain juga turut serta bergotong royong bersama warga Code. Pak Camat, Pak Lurah, Pak Ketua RT/RW dan ibu-ibu kampung juga terlibat secara langsung disini.
[caption id="attachment_72035" align="aligncenter" width="504" caption="Pak HZ, meski masih memakai alat bantu berjalan tetap hadir terlibat langsung bersama warga kali Code bergotong royong membuat talud di bawah jembatan Jambu kampung Gemblakan Bawah. (foto:isma2010)"][/caption]
Kerja bakti masal yang dimulai sejak pk.14.00 ini dilakukan untuk mengantisipasi lebih dini akan adanya banjir lahar dingin di Kali Code. Seperti diketahui Kali Code yang membelah Kota Yogyakarta berhulu di kaki Gunung Merapi. Kali Code merupakan kepanjangan dari Kali Boyong yang selama erupsi beberapa waktu lalu menjadi salah satu kali yang dialiri lahar dingin. Material lahar dingin berupa pasir hingga saat ini sebagian sudah mencapai Kota Yogyakarta. Hal ini menjadi perhatian serius dari Pemerintah Kota Yogyakarta. Di sepanjang Kali Code menjadi tempat tinggal bagi 13.000 (tiga belas ribu) warga kota. Mereka terbagi dalam 8 wilayah kecamatan dan 14 kelurahan.
[caption id="attachment_72038" align="aligncenter" width="504" caption="Foto 2"]
[caption id="attachment_72039" align="aligncenter" width="504" caption="Warga dan PNS ber-segoro amarto bersama-sama mengamankan wilayah tepi kali Code. foto:isma2010)"]
Meski masih memakai seragam coklat PNS karena tak sempat berganti baju, para karyawan tak canggung untuk terjun ke kali. Mereka menyingsingkan baju dan celananya mengambil sekop dan memasukkan pasir kali ke dalam karung. Bersama warga sepanjang kali Code bahu membahu menata karung-karung berisi pasir ke badan kali. Kolaborasi yang terlihat sangat indah. Konsep “Segoro Amarto” (semangat gotong royong agawe majuning Ngayogyokarto) yang menjadi program paling jres di Kota Yogyakarta benar-benar terwujud nyata disini. Sadaya nyawiji rila gumreget ambangun diri lan nagari. Bersama bersatu ikhlas untuk membangun diri dan negara.
[caption id="attachment_72040" align="aligncenter" width="504" caption="Di bantaran kali Code yg melintas wilayah Kota Jogja dipasang talud darurat yg memanfaatkan pasir kiriman Merapi. (foto:isma2010)"]
Kegiatan itu ternyata menarik perhatian bagi media baik lokal maupun nasional. Salah satunya TV nasional dengan reporternya Mbak Lalita GandaputriMetroTV memburu berita tentang hal ini. Di bawah Jembatan Jambu di RW IX Kelurahan Suryatmajan reporter cerdas ini menemui Pak Walikota Herry Zudianto dan Pak Wawali Haryadi Suyuti untuk diwawancara tentang kesiapan Pemkot Yogyakarta dalam mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi banjir lahar dingin. Berita inipun masuk menjadi breaking news di Metro TV Senin siang.
[caption id="attachment_72044" align="aligncenter" width="504" caption="Pak HZ sedang diwawancara oleh Mbak Lalita MetroTV. (foto:isma2010)"]
Pemkot sejak beberapa hari terakhir juga telah membuka posko penanggulangan bencana yang bertempat di Kantor Kecamatan Danurejan. Posko yang memberi layanan kepada masyarakat selama 24 jam nonstop ini dikomando langsung oleh Walikota. Dari Posko tersebut Pemkot Yogyakarta telah menghimbau warga untuk tidak turun ke sungai dan apabila kondisi menjadi kritis warga siap untuk dievakuasi.
Selain itu masyarakat diberi penjelasan untuk mengetahui status deras arus sungai, juga sediment yang terbawa oleh arus sungai seperti batu, pasir, lumpur serta memperhatikan naik turunnya permukaan air sungai. Mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan warga dihimbau mengetahui beberapa status sungai. Status tersebut yaitu status siaga, ketinggian permukaan air sungai 10 cm dibawah bronjong; status waspada permukaan air sungai sejajar bronjong, status awas permukaan air sungai 10 – 15 cm diatas bronjong; status kritis permukaan air sungai sudah sejajar dengan talud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H