Mataram -Menurut (Darmiah, 2020)  Emosi merupakan perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam situasi atau keadaan atau suatu interaksi yang diangggap penting olehnya. Emosi diwakili oleh perilaku  (mengekspresikan) yang mewakili kenyamanan atau ketidaknyamanan dari keadaan atau interaksi yang sedang dia alami.
Selain itu, emosi juga dapat diartikan suatu kondisi interpersonal, seperti perasaan, keadaan tertentu atau pola aktifitas motor (Setiani, 2013). Unit-unit emosi dapat dibedakan berdasarkan tingkatan kompleksitas yang terbentuk berupa perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan, komponen ekspresi wajah individu dan suatu keadaan sebagai penggerak tertentu. Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Emosi dapat berupa perasaan amarah, ketakutan, kebahagiaan, cinta, rasa terkejut, jijik, dan rasa sedih. Semua gejala emosi seperti amarah, rasa takut, rasa gembira, senang. penuh harap, termasuk konflik, stres, cemas frustasi dan sebagainya mempengaruhi perubahan fisik seseorang (Rena, 2019).
Tentang mengajarkan anak mengenali dan mengatasi emosi marah, berikut adalah poin-poin penting yang dapat membantu:
Â
1. Mengenali Emosi Marah:Â
Anak perlu belajar mengenali dan memahami emosi marah. Orang tua dapat membantu dengan menanyakan perasaan anak dan membimbing mereka untuk memperhatikan perubahan fisik dan emosional saat merasa marah.
2. Mengekspresikan Emosi Marah dengan Cara Sehat:Â
Setelah mengenali emosi marah, anak perlu belajar cara mengekspresikannya secara sehat. Orang tua dapat mengajarkan teknik napas dalam, menghitung sebelum bereaksi, atau menulis jurnal untuk membantu anak mengatasi emosi marah.
3. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Keterampilan sosial yang baik dapat membantu anak mengelola emosi marah dengan lebih baik. Orang tua dapat mendorong anak untuk berinteraksi dengan teman sebaya, belajar berbagi, dan menghormati perbedaan untuk mengurangi konflik yang memicu emosi marah.
4. Memberikan Contoh Perilaku Positif:Â
Anak belajar dari contoh yang diberikan orang tua. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan contoh perilaku yang baik dalam menyelesaikan konflik dan menghindari perilaku agresif saat menghadapi situasi yang menimbulkan emosi marah.
5. Memberikan Dukungan dan Perhatian: Anak yang merasa didukung dan diperhatikan cenderung lebih mampu mengatasi emosi marah. Orang tua dapat memberikan dukungan dengan mendengarkan anak, memberikan pujian, dan menghabiskan waktu berkualitas bersama untuk membantu anak merasa dicintai dan dihargai.
Â
Dalam mengajarkan anak untuk mengenali emosi marah, penting bagi orang tua untuk memahami bahwa pengelolaan emosi merupakan keterampilan penting yang perlu diajarkan sejak dini. Dengan memberikan pemahaman yang baik tentang emosi marah dan strategi pengelolaannya, orang tua dapat membantu anak mengembangkan kemampuan untuk mengenali dan mengatasi emosi marah dengan lebih baik. Dengan pendekatan yang tepat, anak dapat belajar untuk mengendalikan emosinya secara positif dan membangun hubungan yang sehat dengan orang di sekitarnya.
Dengan bimbingan dan dukungan yang tepat dari orang tua, anak dapat belajar mengenali, mengatasi, dan mengelola emosi marah dengan cara yang sehat dan positif.
Referensi:
Mahmud. Abdal Fajri. (2021) STRATEGI PENGENDALIAN EMOSI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR UNTUK MENDUKUNG KECERDASANNYA.JURNAL KAJIAN DAN PENGEMBANGAN UMAT.Vol. 4 No. 1 Tahun 2021. Hal 45-46
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H