Mohon tunggu...
Isma Tiarani
Isma Tiarani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Bahasa dan Sastra Indonesia

Isma Tiarani, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Dampak yang Terjadi Akibat Langkanya BBM Jenis Pertalite di SPBU

25 April 2022   14:13 Diperbarui: 25 April 2022   15:41 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax pada 1 April 2022. Harga BBM dengan RON 92 itu naik dari sekitar Rp 9.000-Rp 9.400 per liter jadi Rp 12.500-Rp 13.000 per liter di 34 provinsi di Indonesia. Sementara itu, untuk BBM subsidi seperti Pertalite tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp 7.650 per liter. 

Adapun porsi konsumsi BBM subsidi mencapai 83 persen, sedangkan porsi konsumsi Pertamax hanya 14 persen. Daerah yang terkena kenaikan harga Pertamax jadi Rp12.750 per liter adalah; Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. Sementara untuk yang mengalami kenaikan harga jadi Rp12.500 adalah daerah Bali, NTB dan NTT.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio N Kacaribu mengungkapkan alasan harga BBM di Indonesia cepat naik saat harga minyak mentah dunia lompat, namun tidak sebaliknya. Saat harga minyak anjlok, harga BBM tak buru-buru turun.

Alasannya, kata Febrio, harga BBM di Tanah Air yang selama ini diterima masyarakat tidak pernah sesuai dengan nilai keekonomiannya. Misalnya, harga Pertamax kini Rp12.500 per liter. Padahal, nilai keekonomian sebenarnya mencapai Rp16 ribu per liter. 

Namun jika memang ingin menyesuaikan dengan nilai keekonomian, harusnya pemerintah menaikan harga BBM secara perlahan dan bertahap dari kurun waktu beberapa tahun yang lalu, agar masyarakat tidak merasa kenaikan harga ini muncul secara mendadak.

Apalagi kenaikan harga BBM ini bertepatan dengan menjelangnya hari raya lebaran sehingga banyak dampak yang dirasakan oleh masyarakat terutama dalam hal perekonomian. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat meliputi harga barang semakin mahal, daya beli masyarakat menurun, kemiskinan bertambah, pengangguran bertambah, dan usaha kecil pun semakin terpukul.

Namun dari semua dampak yang dialami masyarakat ada saja kenakalan yang dilakukan oleh beberapa masyarakat. Disaat harga Pertamax melonjak masyarakat kemudian berbondong-bondong beralih menggunakan Pertalite yang harganya jauh lebih murah. Karena peralihan pengguna BBM jenis Pertamax yang dratis itulah yang menyebabkan BBM jenis Pertalite menjadi langka di SPBU.

Dalam kesempatan itulah masyarakat kemudian memanfaatkan kelangkaan ini untuk mencari keuntungan pribadi dengan memborong BBM jenis Pertalite di SPBU dengan menggunakan drum atau jeriken yang kemudian nantinya akan dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi sekitar Rp 10.000 per liter untuk mengambil keuntungan yang lebih banyak sehingga menyebabkan perbedaan harga yang cukup drastis untuk kalangan masyarakat umum.

Jumlah pengecer di masyarakat pun semakin hari semakin bertambah demi mencari keuntungan. Karena banyaknya masyarakat yang ingin menjadi pengecer itulah yang menyebabkan cepatnya kelangkaan BBM jenis Pertalite di SPBU, sehingga masyarakat mau tidak mau membeli BBM jenis Pertalite di pengecer yang dirasa harganya lumayan murah ketimbang membeli BBM jenis Pertamax di SPBU yang harganya jauh lebih tinggi.

Melihat hal ini seharusnya pihak SPBU lebih tegas menyikapi masyarakat yang gemar memborong BBM dengan drum atau jeriken tersebut. Pembatasan pembelian harus diberlakukan disaat melonjaknya harga BBM saat ini. Selain untuk memperlambat kelangkaan selagi menunggu harga kembali normal juga dapat membantu perekonomian masyarakat saat hendak membeli BBM jenis Pertalite, sehingga masyarakat sedikit mendapat keringanan disaat melonjaknya harga BBM seperti sekarang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun