Mohon tunggu...
Isma Prasetiya
Isma Prasetiya Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Pemula yang InsyaaAllah Istiqomah

Keep Spirit

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Satu Raga Banyak Jiwa

14 Januari 2020   20:09 Diperbarui: 14 Januari 2020   20:15 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bipolar Disorder atau gangguan bipolar adalah gangguan pada mental yang ditandai dengan adanya perubahan emosi secara drastis, berupa mania dan depresi pada suatu periode tertentu atau 'episode mood'.

Suatu episode dimana terlihat sangat bahagia disebut manic sedangkan episode yang menunjukkan sangat sedih disebut depresif. Kadang, sebuah episode mood juga menunjukkan kedua gejala mania dan depresi yang disebut dengan kondisi campuran.

Sehingga, istilah medis sebelumnya untuk penderita gangguan bipolar adalah Mania Depressive, loh. Dari situs JawaPos.Com, bahkan 1 dari 3 orang di dunia sedikitnya pernah mengalami gangguan bipolar ini.

Untuk lebih jelasnya, yuk simak penjelasan berikut. Saat penderita gangguan bipolar mengalami depresi, ia akan merasa tertekan, kehilangan keinginan untuk melakukan aktivitasnya, menjadi sangat mudah tersinggung dan marah-marah, dan bahkan kehilangan harapan hidup seperti ingin mengakhiri hidupnya, loh.

Tetapi, jika mengalami mania, ia akan merasa sangat bersemangat dan penuh gairah, banyak makan, melakukan aktivitas yang mengundang resiko, dan jika berbicara sangat cepat dan mengubah topik pembicaraan.

Selain itu, penderita bipolar dapat ditandai seperti, yang awalnya memiliki rasa percaya diri menjadi pesimis, dan dari yang awalnya sangat bahagia bisa menjadi sangat sedih. Setiap fase emosi dapat terjadi dalam hitungan bulan bahkan minggu dalam kasus yang lebih parah.

Tahukah kamu mengapa gangguan bipolar ini bisa terjadi? Sebenarnya sih penyebab utama seseorang mengalami gangguan bipolar belum diketahui.

Namun menurut situs alodokter.com, terdapat dugaan bahwa seseorang bisa mengalami gangguan bipolar dikarenakan dampak dari adanya gangguan pada senyawa alami yang berfungsi menjaga fungsi otak (neurotransmitter). Gangguan pada neurotransmitter itu sendiri diduga dipicu oleh beberapa faktor seperti, genetik, sosial, lingkungan, dan fisik.

Sebagai contohnya, beberapa hari yang lalu saya menonton televisi yang menceritakan seseorang yang mengalami gangguan bipolar. Ia sering sekali mengalami perubahan emosional yang drastis.

Faktor yang menyebabkan ia mengalami perubahan tersebut, karena ia merasa tertekan akan keadaan yang ada di lingkungannya. Ketika ia dimarahi dan dibentak oleh orang lain, ia akan menjadi seseorang yang baru yang memiliki sifat jauh berbeda dengan dirinya yang asli. Tetapi, saat ia dikasihsayangi dan diperilakukan lembut, ia akan menjadi dirinya sendiri.

Nah, untuk menentukan metode apa yang akan digunakan untuk pengobatan, sebaiknya penderita gangguan bipolar memeriksa langsung kepada dokter agar tepat dalam menjalankan pengobatan. 

Untuk menangani penderita gangguan bipolar, dokter akan menganjurkan penggunaan obat atau terapi khusus. Jika tidak diobati, maka akan menimbulkan dampak buruk untuk si penderita. Misalnya, ingin mencoba bunuh diri, mengonsumsi dan kecanduan obat terlarang, rusaknya hubungan sosial, dan lain-lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun