Mohon tunggu...
Isman Sumurubun
Isman Sumurubun Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pegiat literasi kopi

Isman Sumurubu - Aku menulis maka aku ada

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi - Sampai Jadi Debu dan Puisi Lainnya

6 Agustus 2021   22:05 Diperbarui: 6 Agustus 2021   22:20 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar; pictolic.com

I

ENGKAULAH ABADI

Saat senja menyelimuti kota, 

sadarku akan hadir-Mu 

melukiskan keindahan 

di atas kesunyian 

paling sunyi. 

Engkaulah sebab yang tidak bersebab.

Engkaulah yang tak terhingga. 

Engkaulah yang tak terbatas 

oleh ruang dan waktu.

Engkaulah abadi.

Makassar, 2021.

 II

HAL

Hal 

yang paling

mengganjal dipikiranku 

saat ini adalah:

tidak bisa 

menghapus

dan melumpuhkan 

ingatan tentang dirimu

dan itu membunuhku

Makassar, 2021

III

AKU

Aku seorang lelaki
pengepul huruf-huruf
dari waktu ke waktu bahkan
tahun ke tahun.

Hidupku tidaklah berguna
untuk siapapun kecuali:
untuk kesenangan
diriku sendiri.


Aku tidak tahu di luar sana
orang-orang mengenalku atau tidak:
yang aku tahu waktu terus berputar
dan hidup terus berjalan.

Ketika Chairil Anwar menulis puisi : AKU
Sebenarnya ia menulis tentang suatu yang diluar dari dirinya.


Mungkin saja puisi itu tentang aku:
lelaki yang tidak melakukan apa-apa
selain mengeja waktu sebagai pengepul
huruf-huruf yang mati.

Sebab aku adalah huruf-huruf
yang dinafikan lagi dan lagi.

  Makassar, 2021

IV

SAMPAI JADI DEBU

Jika air inti dari bumi yang dibicarakan Thales, maka engkaulah inti dari nafas hidupku.

Jika engkau adalah rumah dari cinta,ijinkanlah aku tinggal di dalamnya, sebab hanya di rumahmu cintaku bersujud di atasnya. 

Jika engaku adalah kerinduan yang di kirim Tuhan kepadaku, maka engkau adalah jawaban dari segala doaku.

Akhirnya engkau dan aku menjadi kita, adalah sebuah ketetapan dari Yang Maha Kuasa. 

Sampai jadi debu


Makassar, 2021


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun