Mohon tunggu...
Isman Anshori
Isman Anshori Mohon Tunggu... Pelaut - netizen

netizen

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Komunal dari Masa ke Masa (Catatan Perjalanan di Kampung Arab)

10 September 2011   01:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:05 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_133923" align="alignleft" width="300" caption="Masjid Jami Annawier, Salah satu masjid terbesar di Jakarta Barat"][/caption]

Semangat untuk belajar dari masa lampau mendorong Saya untuk menelusuri perkampungan arab yang ada di Pekojan, Tambora, Jakarta Barat.

sistem komunal masa lalu

Kecenderungan hidup bersama adalah ciri dasar manusia. Mereka berkumpul (komunal) berdasarkan kesamaan, antara lain : kesamaan suku, bahasa, hobby dll. Sayangnya, kecenderungan tersebut pernah dimanfaatkan atas nama penjajahan.

Pengelompokan Manusia berdasarkan kesamaan identitas (ku istilahkan system komunal) digunakan Belanda untuk mempermudah kontrol sosial pada daerah jajahanya. Sehingga terbentuk kampung cina,kampung arab,kampung melayu dll.

Masjid komunal ???

Bagi Saya, masjid adalah tempat yang paling demokratis. Walau terletak dalam sistem komunal, namun Masjid di Kampun arab ini dibangun dengan semangat kebersamaan, tanpa memandang suku dan ras.

Masjid yang Saya kunjungi, bangunanya merupakan perpaduan antara antara lain : budaya eropa, jawa. Hal ini bisa dilihat kontruksi tiang yang menggunakan model khas eropa, dan bentuk lengkungan khas timur tengah,dan bentuk jendela khas jawa.

Barangkali bangunan masjid yang dibangun dengan akulturasi berbagai budaya adalah cermin bahwa setiap suku mempunyai derajat yang sama dihadapan Tuhan, atau symbol perlawanan terhadap komunalisme.

Bagian dalam Masjid Annawier (akulturasi terbaca seperti simbol perlawanan terhadap komunalisme) Masa kini,

Unity in diversity dan bhineka tunggal ika adalah slogan yang mewakili keinginan manusia untuk hidup bersatu.

Seiring dengan waktu, batas wilayah serta umur yang biasanya membatasi pergaulan mulai terkikis. Tanpa banyak kendala jarak, perjalanan antar wilayah yang jauh sekarang semakin mudah dan cepat.Tanpa memandang umur, para netter saling bertukar pikiran di jejaring social atau forum internet.

Menurutku, topik yang paling ngeTren adalah makhluk planet bumi memilih untuk hidup bersama dan menyatu. Saling mengenal dan bekerjasama lebih menarik dan menguntungkan dari pada saling menngungguli dan menindas.

Salam Belajar Sejarah, :)

[caption id="attachment_133928" align="aligncenter" width="300" caption="                         Masjid Langgar Tinggi,                            (ketika Jawa, Cina dan Eropa bersatu)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun