Mohon tunggu...
Isma Mufida
Isma Mufida Mohon Tunggu... Guru - Semua ditulis hanya berdasarkan kejadian nyata. Jika nantinya takdir tak mengizinkan kita hidup bersama, izinkan aku tetap mencintaimu melalui tulisanku :)

Allah, Orangtua, Keluarga, Sahabat, dan dia ❤

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Egois dan Ceroboh

23 September 2021   03:59 Diperbarui: 23 September 2021   04:06 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang paling berat dari segal hal di bumi ini,
Adalah menerima kenyataan
Kenyataan bahwa saat ini aku sendiri, dan tidak ada lagi kamu yang datang menemani

Yang menjadi penyesalanku saat ini,
Adalah karena hingga saat ini aku masih saja belum bisa membuatmu bahagia
Belum bisa membuatmu merasa cukup hanya dengan keberadaanku saja

Tapi tak apa,
Aku bersyukur sudah pernah menjadi wanita terbahagia saat sedang bersamamu
Meskipun ini egois,
Karena hanya aku yang bisa merasakan kebahagiaan itu

Terimakasih karena telah mengajarkan banyak hal padaku
Tapi sepertinya kamu lupa akan satu hal,
Kamu tidak mengajarkan padaku bagaimana caranya hidup tanpa kamu

Kamu punya banyak teman dan kesibukan
Sedangkan aku hanya perempuan gabut yang hanya punya kamu
Terbayang bagaimana sepi hariku tanpa kamu?

Tapi aku sadar
Aku memang sangat egois
Aku selalu memaksa keadaan agar mau berpihak padaku
Aku selalu meminta, agar kau melakukan hal yang sama seperti apa yang kulakukan
Bukan kah cinta yang tulus tak akan menuntut hal apapun selain terus mencintainya?

Maaf,
Aku yang ceroboh ini memang mudah sekali melakukan kesalahan, membuatmu kesal dan kecewa

Maaf,
Aku yang egois ini selalu memaksakan agar kau tetap singgah
Padahal sebenarnya akupun tau, kau tak bahagia saat sedang bersamaku,
Berbeda denganku yang selalu menikmati detik demi detik kebahagiaan saat bersama denganmu

Bumi terus berputar
Untuk apa aku bersedih, jika semua hal dibumi ini tetap berjalan sebagaimana mestinya
Kau yang selalu mengingatkan hal itu padaku

Luka akan sembuh
Meskipun aku tak lagi utuh
Karena separuh nafas, jiwa, dan kebahagiaanku telah pergi, hilang, dan mungkin saat ini benar benar takkan kembali lagi padaku

Sudah ada orang lain yang jauh lebih sempurna, yang bisa membuat kamu merasa begitu bahagia
Wanita yang memiliki banyak hal yang sama sekali tidak kumiliki

Maafkan aku,
Dengan ketidaksempurnaanku.

Aku yang ceroboh ini,
Sangat mencintaimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun