Mohon tunggu...
Isma Mufida
Isma Mufida Mohon Tunggu... Guru - Semua ditulis hanya berdasarkan kejadian nyata. Jika nantinya takdir tak mengizinkan kita hidup bersama, izinkan aku tetap mencintaimu melalui tulisanku :)

Allah, Orangtua, Keluarga, Sahabat, dan dia ❤

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kabar Buruk dan Kabar Baik

13 Juli 2019   23:07 Diperbarui: 13 Juli 2019   23:21 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa, setiap kau memiliki waktu luang, kita selalu menyempatkan untuk berbincang, meskipun hanya melalui telepon genggam.
Menceritakan segala keluh kesah dalam sehari, dengan diselingi canda tawa yang menghibur hati.

Aku suka suara tawamu, aku suka suara keluhanmu, aku suka segala tentangmu, aku mencintaimu.

Setiap kita bertelfonan, memang kau yang lebih banyak bercerita, memang kau yang lebih banyak membuatku tertawa, dan memang kau yang akan selalu menjadi tempatku ingin berbagi suka duka. 

Kau memiliki 2 kabar hari ini.
Kabar duka dan kabar bahagia.
Aku meminta kau menceritakan kabar duka terlebih dahulu.
Ternyata sedang ada sedikit masalah di tempat kerjamu.

Setelah itu kuminta kau mengatakan kabar bahagia.
Kukira kau akan dipindahtugaskan ke Kota kita sehingga kita bisa selalu dekat, kukira kau akan mengajakku segera bertemu dan kita dapat kembali menghabiskan waktu bersama, kukira hal hal semacam itu yang merupakan kabar bahagia hari ini. 

Ternyata bukan.
Lebih dari semua hal itu.
Setelah sekian lama rasanya, jeda begitu tega menghalangi pertemuan kita, waktu begitu kejam membuat kita hampir saling melupa, malam ini, 13 Juli 2019, kau kembali mengatakan padaku bahwa "kau masih menyayangiku."
Aku terdiam sejenak, aku bersikap seolah aku biasa saja.
Kau tau? Aku benar benar bersyukur malam ini.
Tuhan memang selalu Adil dengan segala skenario-Nya.
Jangan hanya berkata bahwa kau masih menyayangiku, tolong tetaplah bersamaku, sampai kita benar benar yakin bahwa takdir memang tak rela kita berpisah :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun