Mohon tunggu...
Isma Mufida
Isma Mufida Mohon Tunggu... Guru - Semua ditulis hanya berdasarkan kejadian nyata. Jika nantinya takdir tak mengizinkan kita hidup bersama, izinkan aku tetap mencintaimu melalui tulisanku :)

Allah, Orangtua, Keluarga, Sahabat, dan dia ❤

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Andai Jarak Bisa Dilipat

27 Maret 2018   14:02 Diperbarui: 30 Maret 2018   03:11 4280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku. Seseorang yang mungkin hanya bisa memandangmu dari jauh, Selalu menanti tanpa rasa jenuh, dan rindu sendiri tanpa mengeluh. 

Walau tak jarang ku jatuh, karena hanya mendapat respon yang angkuh. 

Rindu. Kau tau rinduku sudah melampaui batas candu? Karena hariku, menitku, detikku, bahkan setiap kedip mataku, tak pernah ku mengalpakan hadirmu. 

Aku selalu menunggu, kau hadir dengan jinggamu. Bayangan semu, yang kutunggu tanpa rasa jemu, sebagai bukti temu. 

Balasan rasa darimu, hanya akan menjadi ilusiku.  Takdir takkan bisa membuatku bersatu denganmu. Karena dirimu, memang tak pernah ada sedikitpun rasa untukku. 

Andai jarak bisa dilipat, aku hanya ingin selalu dekat. Tanpa sekat. Setiap saat, ada bersamamu. Hingga habis usiaku. 

Senja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun