Hampir satu dekade, aku memujanya.Â
Menenggelamkan diri, memeluknya dalam gigil, menebas segala sulitnya meski sekarat.
Sore itu, garis tangan menentang takdir.Â
Perempuanku, meninggalkan bekas bibirnyaÂ
di tubuh lelaki yang ku kenali sejak bayi.