"Masa di hotel mati lampu sih Mba?" aku pun terkejut dengan kondisi ini.
"ini kali Mba, pintunya dibuka" Kata Mba Pipit. Aku berusaha tenang meski takut di kamar hotel mati lampu. Aku tutup kembali pintunya, tetap saja mati lampu.
"Itu Mba, kartunya... Jangan diambil " Mba Pipit panik, sehingga kalimat yang diucapkan pun aneh kedengarannya bagiku. Dalam hatiku berkata "masa gara-gara kartu diambil penunggu kamar marah dan lampunya dimatikan" Aku membolak balikan kartu, karena kebingungan.
"maksudnya coba Mba masukan lagi kartunya ditempat tadi! " aku pun menuruti apa yang dikatakan Mb Pipit. Dan ternyata nyala kembali lampunya. Kami pun tertawa setelah datang kepanikan.
"Ya Allah Gusti, ajaib ya... Kartunya di ambil lampunya mati."aku pun mengulangi adegan yang sama. Mengambil kartu yang kemudian lampu mati dan meletakan kembali ketempatnya dan lampu menyala. Seperti anak kecil yang baru menemukan permainan. Aku tertawa terbahak bahak. Ini adalah hal yang baru, Â jadi aku memainkanya bolak balik. Sedangkan Mba Pipit masih tertawa keheranan.
"Soalnya tadi Tono bilang kalau udah masuk kamar kartunya taro sini ya, biar lampunya nyala tapi aku juga nggak tahu maksudnya Mba." Mba Pipit menepuk jidat karena sempat merasakan kepanikan. Untung saja tadi kami tidak keluar minta tolong karena lampu kamar mati. Atau berlarian menghubungi resepsionis hanya untuk menyalakan lampu yang anjlog. Hehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H