Mohon tunggu...
Isma Nuryani
Isma Nuryani Mohon Tunggu... Guru - Guru sekolah dasar di wilayah kabupaten Cilacap

Seorang guru sekaligus Ibu dari dua anak

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sindoro Hotel: Drama Shower

4 Juni 2022   15:17 Diperbarui: 5 Juni 2022   05:34 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah pengalaman pertama untuk bermalam di hotel. Padahal bukan kelas bintang lima, hanya hotel biasa yang ada ditengah kota. Rasanya malu bercerita, akan tetapi untuk mengenang dan menghibur diri sedikit bercerita.

Bagi orang kota yang sudah banyak menggunakan digitalisasi ini hal yang wajar. Akan tetapi jangan tanyakan betapa bodohnya kami orang desa yang ada dipelosok pegunungan. Kami hanya menggunakan air yang mengalir alami dari mata air pegunungan yang disambung-sambung oleh selang air sampai ke pemandian. Tanpa harus mebyalakan atau memutar kran. Airnya sudah pasti dingin, jika ingin air hangat kita harus merebus dengan kayu bakar.

Awalnya kami serombongan mengikuti materi di ballroom kata orang hotel. Istilah gampang kita, ruang pertemuan atau tapat yang ada di hotel. Kami pun sudah diberitahu oleh panitia tentang keadaan hotel, sehingga sebagian dari kami pun terbahak. Entah apa yang kami tertawakan, akan tetapi ceritanya lucu dan menjadi kewaspadaan bagi kami. Seusai acara pertama kami menuju kamar masing-masing.

Aku sekamar dengan Mba Pipit. Di kamar mulailah kami bereksperimen tentang apa yang diceritakan oleh panitia. Seharusnya kami melepas lelah di kamar tapi kegiatan selanjutnya sudah menanti.
"Mba... Mba... "teriak Mb Pipit. Aku lari menuju kamar mandi.
"Kenapa mb?" tanyaku mendengar panggilan Mba Pipit.
"ini sih kita wudhunya gimana?" sambil menunjukan ruangan yang hanya berisi closet duduk, dan seperangkat shower serta wastafel. Benar saja apa yang diceritakan panitia, di kamar mandi tidak ada gayung dan ember. Kita pun dilarang mencari atau menanyakan ke pelayan hotel.
"lah ini krannya mb" aku menunjukan kran air.
"iya, tapi ini bukanya gimana ya?"tanyanya sambil melihat-lihat bagian dari shower itu. Aku pun melakukan hal yang sama. Melihat dinding kamar mandi yang bersih tanpa kabel dan saklar.
"hmmm dimana ya mb, " aku mengingat-ingat penggunaan shower saat berada di hotel setahun yang lalu dipernikahan adiku. Akupun mengambil gagang shower siapa tahu ada tombol yang bisa kupencet. Terus kami mencoba-coba, memutar kuas yang ada di atas kran, menekan-nekan sampai memutar yang seperti tutup botol diatas kran akan tetapi air tak kunjung keluar. Kami berusaha tidak panik. Lalu tanpa sengaja kami mengangkat tuas yang di atas kran dan keluarlah air dingin. Kami terkejut, sambil tertawa bersama.
"Nah ini berarti caranya mb" Setelah mengangkat tuas tersebut. Satu masalah selesai dan kami masih penasaran bagaimana cara mengeluarkan air dari showernya.
"lah terus ini pake showernya gimana ya mb?" tanya Mba Pipit penasaran.
"ntar mb " aku lari keluar untuk ganti baju, karena takut rok basah. Kami masih melakukan berbagai percobaan dalam menggunakan shower. Dan akhirnya berhasil, air keluar dari shower. Kami kembali tertawa saling mengucapkan ampun ampunan. Dengan menarik satu tuas yang seperti tutup di atas kran air, showerpun bisa digunakan
 Betapa lugunya kami berdua, kami kembali tertawa sambil menggelengkan kepala.
"mba, setahuku kran seperti ini biasanya ada air dingin dan air hangat loh" aku mengingat kembali setahun yang lalu waktu di hotel, dan dua puluh bulan yang lalu waktu di rumah sakit.
"apa bisa mba?" tanya Mba Pipit, melihatku sibuk dengan kran air.
"ini loh mb, ada warna biru sama merah inikan tandanya mb... Biasanya diputar Mba, Tapi kok ini nggak anget ya airnya. Coba kita tunggu sebentar."aku mengarahkan tuas kran ke arah merah. Dan kami pun kembali membereskan baju yang akan digunakan acara selanjutnya.
"Mba mau mandi?"tanya Mba Pipit.
"Aku mau telfon rumah dulu Mba, rasanya pikiranku terpecah ini, masih kepikiran yang dirumah."sambil membuka-buka HP. Aku meninggalkan balita yang masih ASI, rasanya sudah tidak karuan dibadan dan pikiran. Tetapi ini waktu menjelang maghrib, pasti orang rumah akan sholat maghrib. Akhirnya aku kembali beranjak ke kamar mandi untuk mengecek hasil percobaan.
"Mba... Iyah Mba... Ni sudah berhasil, air nya jadi panas" teriaku disusul Mba Pipit. Kami berdua telah berhasil mencoba-coba tanpa harus membuka youtub tentang cara menggunakan shower.
"Duh Gusti... Lah koh kita sama-sama katro ya mba, pake shower aja bingung hahaha.." candaku ke Mba Pipit.
"Lah iya mba, untung sama Mba dah biasa malu-maluin hahaha" kita masih bersyukur bisa tertawa dipadatnya acara hari ini. Ternyata kesulitan yang kami alami berdua di kamar mandi hotel di alami pula oleh teman di kamar sebelah. Mereka pun berusaha tenang dengan cara membuka youtub tentang cara menggunakan shower kamar mandi hotel. Aku mendengar cerita mereka pun tertawa terpingkal-pingkal. Wong ndeso anjog kuto (orang desa sampai kota).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun