Mohon tunggu...
Isma Nuryani
Isma Nuryani Mohon Tunggu... Guru - Guru sekolah dasar di wilayah kabupaten Cilacap

Seorang guru sekaligus Ibu dari dua anak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rayuan Syetan #3

18 Mei 2022   12:55 Diperbarui: 18 Mei 2022   13:12 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini sungguh luar biasa, si kecil sangat aktif bermain. Tak boleh lengah sedikitpun dari kedipan mataku sebagai seorang ibu.

Padahal mataku mulai demo untuk istirahat. Tetapi sepertinya si kecil asyik bermain boneka di teras. Suara si kecil selalu mengejutkanku saat tiba-tiba mata terpejam mendadak.

"Bun... Bun... Dedek nangis minta susu" sambil menunjukan bonekabya dan suaranya yang cetar dan renyah membangunkanku.
"owh... Iyah kasih susu Dek..." aku mengusap mulutku yang ternyata menganga saat terpejam. 

Ku buka HP untuk menghilangkan kebosanan dan mengusir rasa kantuk. Ternyata ada beberapa chat masuk tanpa aku sadari. Salah satunya dari Mitha teman yang berada di luar daerah.

"Li...di WA Dinar nggak?" Mitha memulai percakapan di chat.

"nggak, emang kenapa?"tanyaku datar.

"Dinar, kena musibah"

"what? Kapan? Dimana?"

"duh... Bukan kecelakaan kendaraan say...tapi keluarganya dalam masalah."

"owalah... Tapi masalah apa?"

"aku sebenernya nggak boleh cerita, tapi Dinar teman kita dalam masalah sekarang. Aku bingung, ya sudahlah aku cerita ke kamu, siapa tahu kamu bisa kasih solusi."

"sudahlah... Masalah apa emangnya jangan menambah kebingunganku"

"Dinar ketahuan selingkuh."

"Astghfirullahal adzim... Selingkuh?"

"iyah, sebenarnya sudah lama sih dia cerita sama aku. 

Dan aku sih sudah bilang jangan terlalu dekat, dia bilang cuman temen. Tapi temen kok mesra, ketemuan di kaffe, jalan bareng, bahkan ada foto mesranya di mobil. Masa iya temen gandengan tangan kayak orang pacaran, cium tangan, selpi dengan pipi saling tempelan. Duh, ngeri pokoknya"

"eits... Tunggu dulu, kamu tau Dinar seperti itu dan kamu diam aja dari dulu?" aku terkejut dengan cerita  Mitha.

"aku tuh dah sering ngingetin, bahkan aku juga udah nyuruh hapus nomer cowo itu, jangan di bales WA nya tapi dia menolak. Katanya cowok itu lebih perhatian dari pada Ardhi suaminya."

"Naudzubillah...syetan itu..."

"aku juga sudah ngomong inget anak,inget suami, inget keluarga. Jawabnya ini cuman teman kok."

"Astaghfirullahaladzim..." aku hanya bisa beristighfar mendengar berita ini.

Bagaimana bisa teman seperjuangan berada dalam kesesatan. Menurut keterangan Mitha, saat Dinar sedang tidur HP nya berbunyi, Ardhi yang masih terjaga malam itu membuka pesan singkat dari Ayu, akan tetapi isi pesan Ayu sangat romantis dan mesra. 

Merasa curiga, Ardhi pun membalas pesan seoalah dia menjadi Dinar. Ternyata Ayu masih membalas dengan mesranya, Ardhi semakin penasaran. Kemudian Ardhi memintanya untuk telephon tanpa menunggu waktu lama, HP Dinar berdering. Ardhi terkejut ketika suara yang di seberang suara laki-laki. Tanpa basa basi Ardhi mamarahi suara dari seberang, telephon pun langsung mati.

Ardhi naik pitam seketika, HP Dinar dibantingnya tanpa sadar. Dinar terbangun karena suara Ardhi, Dinar pun tak bisa mengelak. Dia hanya nangis, kedua anaknya pin ikut nangis memeluk Dinar. Malam itu, Ardhi pulang ke rumah orang tuanya, sudah dua malam Ardhi tidak pulang. 

Dinar  sudah mengakui kesalahannya. Dia pernah bertemu dengan cowo itu diam-diam. Jalan berdua bahkan bertiga dengan anaknya yang bungsu juga pernah. Setiap hari di komunikasi lewat WA dengan mesra.

Layaknya orang dimabuk asmara, Dinar mengabaikan nasehat Mitha. Dinar mulai membanding-bandingkan suaminya yang hanya bekerja sebagai satpam. Sedangkan cowo itu seorang karyawan tetap di perusahaan besar. Cowo itu kakak angkatan kuliahnya, mereka bertemu ketika perusahaannya bekerjasama dan mereka berdua di utus oleh masing-masing perusahaan.

Suaminya tidak curiga ketika Dinar ketahuan ketemu dengan cowo itu. Karena Dinar menjelaskan itu rekan kerjanya. Dan kebohongan kecil semakin besar, dengan mengganti nama cowo itu dengan nama perempuan.

Setiap hari sibuk dengan cowok itu. Mulai dari curhatan, hingga merasa nyaman dan bahagia adalah awal dari kedekatan mereka. Keduanya sama-sama sudah berkeluarga, dan sama-sama terbuai rayuan syetan. Hingga teman tapi mesra yang mereka ciptakan menjadi petaka untuk keduanya.

Dinar pun tak tahu apa yang harus dilakukan. Dia hanya bisa menyesali perbuatannya, menyesali penghianatanya, menyesali pertemanan tapi mesranya, menyesali kebohongannya. Manis saat syetan menawarkan racunya, lebih dari empedu rasa yang diberikan syetan. Syetan mempunyai banyak rayuan jitu untuk menyesatkan manusia. Rayuan yang membuat manusia merasa di awan dan melayang.

Pada dasarnya tak ada kenikmatan yang hakiki yang ditawarkan oleh syetan. Tak ada keindahan abadi yang diberikan oleh syetan. Melainkan keterpurukan, penyesalan, dosa, kesesatan dan api neraka jadi akhir kebahagiaan dari rayuan syetan.

Alangkah baiknya kita kembali menata hati kita untuk selalu dekat pada Allah. Semoga kita semua dijauhkan dari perbuatan keji dan mungkar, selalu dijauhkan dari godaan syetan yang terkutuk dan selalu dalam lindungan Allah SWT aamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun