Mohon tunggu...
dr.La Mail Ziha
dr.La Mail Ziha Mohon Tunggu... -

Nama Lengkap: Ismail Harun Ziha. Nama Pena: La Mail. Pria, lahir di Sulawesi Tenggara, Profesi Dokter Umum. Hobi menulis, membaca, berpetualang, bernyanyi, berenang, memancing. Pengamat Politik, Sosial, Budaya, Ekonomi serta hal-hal lain. Selalu belajar dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Wujudkan Passion, Butuh Jaminan

17 Januari 2017   00:14 Diperbarui: 17 Januari 2017   00:19 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laut... Satu kata yang akan selalu mendapat tempat penting serta istimewa dalam hidup saya. Bagaimana tidak? Semenjak saya lahir dari seorang ayah bermata pencaharian Nelayan hingga diusiaku yang 14 tahun, rutinitas yang saya jalani, tak jauh dari interaksi dengan kehidupan laut. Berenang serta menyelam dengan hanya menggunakan kacamata renang, tanpa alat bantuan oksigen, juga memancing dengan hanya alat pancing traditional serta memanah ikan dengan hanya menggunakan besi dari payung yang telah diasah, bahkan hingga sempat mengikuti orang-orang yang untuk mendapatkan ikan dilakukan dengan menggunakan bom. 

Dimensi ruang dan waktu yang saya jalani pun berbeda saat usiaku yang 15 tahun. Ketika pertama kalinya saya pindah dari Kepulauan Sulawesi menuju Kepulauan Jawa untuk melanjutkan pendidikan.

Petualangan hidupku pun terus-menerus dilalui, bertemu serta berinteraksi dengan berbagai bentuk dan karakter manusia, juga berada dari tempat ke tempat lain. Petualangan yang bukanlah hal mudah bagi seorang anak yang telah terbiasa pada kehidupan laut, yang kini harus menjalani aktifitas dan rutinitas pada kehidupan "aspal" atau kehidupan perkotaan.

Sepenggal cerita pengalaman hidup saya diatas hanya sebagai perkenalan serta sebagai gambaran dari ungkapan bahwa mungkin ada sebagian orang yang jika ingin menemukan dan menentukan passion yang diinginkan dalam hidup merupakan hal mudah. Namun ada sebagian orang, menemukan dan menentukan passion yang diinginkan merupakan hal sulit.

Ya, itulah saya. Salah seorang yang saat itu masih sulit menentukan passion yang diinginkan, walau pada kenyataanya, terkadang passion yang kita inginkan adalah hal yang telah kita jalani sehari-hari, hanya saja belum sepenuhnya disadari.

Singkat cerita, rutinitas yang saya jalani di kehidupan perkotaan pun terjadi begitu saja. Namun pada lain sisi, rutinitas yang telah saya jalani dan selalu berinteraksi pada kehidupan laut belum dapat terganti dengan kehidupan perkotaan. Setiap langkahku di perkotaan masih saja dibayangi kehidupan laut. Namun bukan berarti saya tidak bebas beraksi dalam kehidupan kota. Saya masih tetap menjalani petualangan hidupku.

Seiring bergantinya dimensi ruang dan waktu, saya pun tahu dan mengerti serta menemukan bahwa bayang-bayang kehidupan laut yang selama ini selalu saja menemani setiap langkah hidupku di perkotaan adalah bagian dari passion-ku. Namun setelah saya menentukan passion tersebut, muncul satu pertanyaan yang sangat menakutkan jika saya harus kembali pada kehidupan laut. Bukan karena takut pada ombak atau takut karena masih banyaknya misteri kehidupan laut, melainkan satu masalah penting, terkait masalah jaminan hidup yang tidak dapat dipungkiri bahwa hidup ini sangat membutuhkan jaminan, terutama jaminan jiwa, jaminan kecelakaan serta jaminan kesehatan. Jaminan hidup ini tentu bertujuan agar apapun yang kita jalani dan lalui dalam setiap langkah petualangan hidup kita ini, dapat terhindar dari rasa takut. 

Terkait jaminan hidup ini, saya pun bertanya tentang bagaimana caranya agar saya dapat memenuhi jaminan hidup? Sementara saat itu saya masih menjalani pendidikan di salah satu fakultas kedokteran. Apakah saya dapat mewujudkan passion-ku untuk selalu berinteraksi dengan kehidupan laut, sementara saat itu saya sedang menjalani pendidikan, yang tentunya bukan justru untuk memenuhi jaminan hidup, malah justru mengeluarkan jaminan hidup tersebut untuk membayar biaya perkuliahan? 

Umm... Hal yang sulit dan menakutkan bukan? ***Ceritanya galau... Hehe...

Namun ternyata, seiring bergantinya waktu, saya pun tahu bagaimana cara agar saya dapat mewujudkan passion-ku dengan tanpa harus meninggalkan pendidikan.

Ya, dengan membagi uang bulananku, namun hal ini tentu membutuhkan pengorbanan dan keihkhlasan serta butuh kreatifitas dan komitmen pada diri sendiri.  Contohnya, uang yang untuk membeli buku, saya tabung, lalu untuk mendapatkan buku, saya mencarinya di internet (eBook), yang sebisa mungkin harus gratis. Hehe... Contoh lain, saya pun tidak ngekos, karena saat itu ada rumah kakakku, yang jaraknya cukup jauh dari kampus. Namun hal ini harus saya lakukan dan rela bolak-balik setiap hari. Selain itu, saya juga mencoba berjualan pulsa, mencari beasiswa dan lain-lain. Hal-hal yang saya lakukan di atas, bukan hanya semata untuk mewujudkan passion-ku, namun juga ingin membantu kakakku yang telah membiayai pendidikan kedokteranku.

Seiring berjalannya waktu, saya pun akhirnya dapat menabung dan dapat pergi menikmati kehidupan laut dengan tanpa harus meninggalkan kuliah. 

Hari-hari kuliah pun terus saya jalani dan passion-ku untuk berinteraksi dengan kehidupan laut pun tetap dapat saya jalani ketika waktu luang. 

Detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun pun berganti.

Singkat cerita, rutinitas untuk menjalani pendidikan kedokteran masih terus saya lalui, sementara untuk mewujudkan passion-ku dengan bebas beraksi masih terbatas oleh waktu. Hal ini pun membuatku berpikir serta bertanya pada diri sendiri tentang bagaimana caranya agar saya bisa dengan bebas beraksi mewujudkan passion-ku?

Pertanyaan sederhana itu pun membuat saya termotivasi. Termotivasi agar segera menyelesaikan pendidikan kedokteran dan Alhamdulillah, setelah melalui dan melewati berbagai macam cobaan hidup, saat ini saya telah menjadi Dokter Umum. Saat ini pun saya masih menjalani rutinitasku di kehidupan perkotaan, namun kini saya punya rencana jangka panjang untuk mewujudkan passion-ku dengan harapan Bebas Aksi Jalani Passion Tanpa terbatas oleh waktu.

Untuk dapat mewujudkan rencana jangka panjang itu, saya pun bekerja dan berkreatifitas dengan terus memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Selain bekerja maupun berkreatifitas dengan tujuan berbagi dengan orang lain mengenai kesehatan baik saat sedang bekerja dan bergabung di KOMPASIANA untuk menulis artikel kesehatan maupun tulisan lainnya, tentu saya juga mendapatkan jasa saat bekerja. 

Jasa yang saya peroleh itu pun tentu sebagian digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup di perkotaan, sebagianya lagi ditabung. Adapun mengenai tabungan, terdiri dari beberapa macam, satu diantaranya melalui asuransi perlindungan diri. 

So... Untuk Mewujudkan Passion, Membutuhkan Jaminan... 

Saran: Berhati-hatilah saat menentukan passion yang anda inginkan, karena mungkin tanpa disadari, passion anda dapat mempengaruhi hidup anda di kemudian hari (dr.La Mail Ziha)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun