" Tapi pihak Prabowo menuduh adanya kecurangan yang TSM, Kang." ujar mas Malik
" Apa itu TSM ?" tanya pak Mukti
" Terstruktur, Sistematis dan Masif, pak. Kira-kira maksudnya bahwa kecurangan dilakukan dengan sengaja dari atas sampai bawah dan mencakup wilayah yang luas. Dengan era media seperti sekarang kecil kemungkinan terjadinya TSM. Tetapi bahwa terjadi kecurangan ? bisa saja, tapi dalam lingkup yang minimalis. Kita sadar bahwa yang menjadi petugas KPPS, KPU itu manusia bukan malaikat. Maka peran saksi masing-masing kandidat capres menjadi penting. Harus diakui bahwa saksi yang diajukan oleh para kandidat tidak sedikit yang hanya mencari upah bukan untuk membela capresnya, bukan saksi yang memiliki jiwa 'militan'. Ketika terjadi kesalahan dan kekeliruan oleh pihak KPPS, saksi tidak ngotot dalam membela capres pilihannya." kata kang Toha
" Secara umum pilpres kali ini berjalan dengan fair, ini suatu kemajuan yang luar biasa. Tentu pihak yang kalah memiliki pandangan lain. Setelah gonjang-ganjing hitung cepat yang berbeda hasil hitungan, minta menunggu perhitungan KPU, setelah KPU menetapkan presiden terpilih, minta menunggu putusan MK. Itulah wajah demokrasi kita, kita hanya siap menang bukan siap kalah, walaupun pernyataan siap kalah sudah diucapkan puluhan kali, tetapi kenyataannya tetap saja dema-demo di MK." sambung kang Toha
" Sampai kapan ? mas Bowo tidak legowo." tanya pak Mukti
" Memang pak Prabowo bisa legowo ??? " tanya mas Malik
" ????????????????." ujar kang Toha
Jakarta, 15 Agustus 2014
sumber gambar: pkspalembang.or.id
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI