Asal usul nama Bledug Kuwu adalah berupa kawah lumpur yang dinamakan Bledug Kuwu (karena berlokasi di Kuwu). Kawah ini secara berkala (selang 2-3 menit) melepaskan lumpur mineral dalam bentuk letupan besar (setinggi hingga 2 m). Untuk alamat Bledug Kuwu sendiri berada di jl wirosari-kuwu, Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah.
Harga tiket masuk Bleduk Kuwu di Grobogan hanya Rp5.000 saja untuk per orangnya, untuk jam operasional wisata Bledug Kuwu yakni pada pukul 06.00 -- 18.00 WIB pada hari Senin s/d Minggu. Wisatawan yang hendak berkunjung pun sebaiknya datang kesini pada saat pagi atau sore hari untuk suasana yang lebih teduh.
Bledug Kuwu merupakan salah satu objek wisata andalan di daerah ini selain sumber api abadi Mrapen, dan Waduk Kedungombo. Hal yang menarik wisatawan untuk datang menyaksikan bledug ini adalah letupan-letupan lumpur yang mengandung garam dan berlangsung terus-menerus secara berkala, kira-kira setiap 2 atau 3 menit.
Secara geologi, kawah lumpur Kuwu, sebagaimana kawah lumpur lainnya, adalah aktivitas pelepasan gas dari dalam teras bumi. Gas ini biasanya adalah metana. Kuwu adalah satu-satunya yang berlokasi di Jawa Tengah. Letupan- letupan lumpur yang terjadi biasanya membawa pula larutan kaya mineral dari bagian bawah lumpur ke atas. Banjir lumpur panas Sidoarjo juga diakibatkan oleh kawah lumpur, meskipun untuk yang terakhir ini tingkat aktivitasnya lebih tinggi.
Lumpur dari kawah ini airnya mengandung garam, oleh masyarakat setempat dimanfaatkan untuk dipakai sebagai bahan pembuat garam bleng secara tradisional. Caranya adalah dengan menampung air dari bledug itu ke dalam glagah (batang bambu yang dibelah menjadi dua), lalu dikeringkan.
Menurut cerita turun-temurun yang beredar di kalangan masyarakat setempat, Bledug Kuwu terjadi karena adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan Laut Selatan (Samudra Hindia). Konon lubang itu adalah jalan pulang Jaka Linglung dari Laut Selatan menuju kerajaan Medang Kamulan setelah mengalahkan Prabu Dewata Cengkar yang telah berubah menjadi buaya putih di Laut Selatan. Joko Linglung konon bisa membuat lubang tersebut karena dia bisa menjelma menjadi ular naga yang merupakan syarat agar dia diakui sebagai anak Raden Ajisaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H