Mohon tunggu...
Ismail Sembiring
Ismail Sembiring Mohon Tunggu... Wiraswasta - Amati Dengarkan

Penulis Amatir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Disleksia: Papa Mama Butuh Kesabaran Amat Tinggi

7 November 2019   16:01 Diperbarui: 7 November 2019   16:04 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
googleDisleksia menulis terbalik

Disleksia : Pemulihan Anak Memerlukan Kesabaraan Amat Tinggi

Meski anda merasa marah, geram, kecewa bila buah hati anda sangat susah menerima apa yang diajarkan seperti membaca, menulis, mengeja, berhitung. Malah, mereka seolah-olah berada di dunia mereka sendiri dan mudah hilang fokus terhadap sesuatu yang dilakukan.

Jika anda berhadapan dengan anak-anak yang mempunyai masalah seperti ini, mungkin anda berhadapan dengan anak yang menderita Disleksia.

Disleksia buakanlah sejenis penyakit. Disleksia merupakan sejenis masalah pembelajaran khusus. Kebiasaannya anak Disleksia mempunyai masalah menguasai tugasan sekolah walaupun mereka telah berusaha bersunguh-sungguh. Namun, mereka mempunyai kemampuan unik dan berbeda dengan yang dihadapi oleh anak-anak Disleksia lain.

Jika kita melakukan pemeriksaan atau test kecerdasan, pasti anda akan tidak mendapati mereka memiliki masalah apa-apa kerana mereka juga mempunyai kemampuan intelek yang normal atau di atas rata-rata.

Cuma masalah mereka adalah perbedaan cara fungsi otak dalam menghubungkan simbol visual dengan bunyi.

Jika anak-anak anda mempunyai gejala-gejala seperti :

Lambat berbicara
Mengalami kesusahan mengenal huruf
Sulit menulis nama sendiri
Sulit memberitahu cerita yang telah didengarnya
Gagal menguasai tugas sekolah seperti membaca, menulis, mengeja atau berhitung
Tidak suka membaca dan menghindar dari membaca baik di kelas dan di rumah.
Kesalahan dalam membaca huruf, perkataan atau angka (bacaan terbalik) :
membezakan 13 dan 31
"was" menjadi "saw"
'b' dengan 'd'
'binatang' dibaca 'bintang'
Keliru dengan konsep waktu seperti 'kemarin'. 'hari ini', 'besok'
Kesulitan memahami, mengikuti arahan.

Janganlah pernah menyebut mereka sebagai anak malas, bodoh atau lambat. Pangilan-pangilan seperti itu akan menjadi dasar pembentukan pola pikir yang kurang baik dan menimbulkan rasa rendah diri. Juga bisa menyebabkan gangguan emosi seperti murung, masalah tingkahlaku seperti melawan dan kekeliuran tingkahlaku serta bisa menyebabkan stress.

Untuk melakukan pemulihan mereka memerlukan waktu lama dan kesabaran yang amat tinggi dari orang sekeliling. Mereka perlu dibantu untuk menumbukan percayan diri.

Selain itu, tingkatkan proses pembelajaran anak Disleksia dapat dilakukan :

Terapi berbicara
Latihan pendengaran dengan bantuan komputer
Melatih pergerakan bibir
Menulis huruf atau perkataan

Usaha bersama dalam  memulihkan mereka dengan membantu mereka menguasai materi secara beransur-ansur serta mengulangi apa yang diajar dengan menggunakan konsep teratur. Perlu diingat dengan sangat baik, proses pemulihan mereka memerlukan tahap kesabaran yang amat tinggi dan konsisten dari orangtua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun