Sementara Imam Pining, Tgk Sainul mengatakan acara ini merupakan warisan dari leluhur dalam rangkaian acara tolak bala tersebut sudah berlansung 3 tempat berbeda dalam sebulan terakhir sebutnya diantaranya kenduri sekaligus ziarah di makam datok Pining, (orang yang pertama membuka negeri ini), muyang burlintang, pinggiran sungai pining dan wirid yasin dan zikir maulid serta yang terakhir acara puncaknya yakni tawar kampung sebutnya.Â
Acara ini bertujuan menolak bala (nero sejuk kati tawar dan jarak bele gaib seteru). Tolak bala dalam artian yang sangat luas baik itu terhindar dari penyakit, tetap rukun dan damai serta hasil pertanian masyarakat terhindar dari hama supaya rejeki yang ada bisa digunakan untuk beribadah. Semoga dengan acara ini keinginan masyarakat tercapai serta doa yang dipanjatkan bisa dikabulkan oleh Allah, Nabi Muhammad SAW dan orang orang yang keramat di pining yang telah mendahulu kita serta penduduk Kampung Pining, Kecamatan pining, Gayo lues dan Aceh pada umumnya terhindar dari marabahaya.Â
Di samping itu, Tokoh masyarakat Pining sekaligus pemangku adat Makmur, mengatakan acara ini selain merajut acara silaturahmi masyarakat dengan pemimpin dan pemimpin bersama masyarakat karna melibatkan semua elemen masyakat baik itu yang muda dan yang tua. Sedangkan terkait ia menyinggung tawar kampung harus kerbau putih karna (item kin pemutih dan keroh kin penjernih ).Â
Tawar kampung merupakan suatu kegiatan yang di laksanakan masyarakat adat sebagai penawar ( obat penyejuk) kampung beserta semua isi didalamnya, raja, sudere, pegawe dan dan orangtue dipeusejuk. Agar hidup rukun, damai dan tentram.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H