Saban kali panen si rentenir datang menjemput haknya yang telah di sepakati sebelumnya, sebelum petani mengembalikan uang pinjaman tersebut. Terus berlalu tanpa batas terkadang hasil sewa tersebut kalau di kalkulasikan sudah melebihi uang pinjaman tersebut. Tapi apalah hendak di kata memang demikian keadaannya.
Bagi petani yang sawahnya luas mungkin tak seberapa, tapi bagi petani yang bibit sawahnya sedikit, mungkin hanya secuil bagiannya. selebihnya untuk membayar sewa pinjaman tersebut. Dia hanya pasrah dan ikhlas sambil menyapu keringat yang menenuhi pipinya meskipun kerja kerasnya bukan dia yang menikmati, tapi senyum di wajahnya menggambarkan keiklasannya.
Penulis adalah seorang anak petani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H