Mohon tunggu...
ismail sayuti
ismail sayuti Mohon Tunggu... Lainnya - Hutan leuser

Pencinta alam dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Halal bi Halal dalam tradisi Gayo terhadap Pemerintahan Desa

3 Mei 2022   23:54 Diperbarui: 4 Mei 2022   00:24 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dok Pribadi, Desa Pertik, Kecamatan Pining, Gayo lues, Aceh. Senin 1 Syawal 1443 H

Ketika memasuki bulan syawal atau hari lebaran masyarakat muslim di seluruh dunia menggelar acara halal bi halal. Tak jarang sebagian berbalut dengan tradisi masing masing suku dan daerah. Seperti dalam suku Gayo misalnya, ketika hari lebaran tiba. Masyarakat menggelar halal bi halal atau dalam istilah lokal di sebut (ziarah), sasaranya pemerintahan Desa seperti Reje (Pengulu) dan imem (Pegawe) atau tokoh agama dalam kampung tersebut.

Sedangkan medotenya rombongan  halal bi halal, setelah tiba di rumah yang di kunjungi sebelum masuk ada gema Takbir, secara bergantian, baik dari pihak tamu maupun dari pihak yang menerima tamu.

Adapun lafaznya gema takbir tersebut sebagai pada umumnya:

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu Akbar, allahu akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila, la ilaha illallahu wa la na'budu illa iyyahu mukhlishina lahud dina wa law karihal kafirun, la ilaha illallahu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzaba wahdah, la ilaha illallahu wallahu akbar.

Artinya, "Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar."

Kemudian, setelah selesai acara tersebut. Tamu di persilahkan masuk dengan tempat yang di sediakan dan sajian jamuan khas lebaran. Baru setelah itu reje atau imem berpidato menyampaikan kata maafnya dan dari pihak tamu pun menyampaikan maafnya.

Dan tak jarang pada kesempatan tersebut juga pemerintahan menyampaikan programnya dan masyarakat pun menyampaikan keluhannya. Demi kemaslahat bersama. Dan sebelum pulang ada yang bersalaman (saling memaafkan ), berpelukan dan sungkumen untuk saling kemaafkan tas kesalahan baik di sengaja maupun tidak, selama hidup bersosial di bulan ramdhan atau sebelumnya.

Terkait halal bihal dalam Alquran pun di anjurkan seperti yang terdapat dalam Q.S.Al A'raf. "Jadilah pemaaf dan anjurkanlah orang berbuat baik, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh." .

Minal aizin walfaizin mohon maaf lahir fan batin 1443 H.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun