Bulan ramadhan selain melaksanakan ibadah puasa. beragam tradisi mewarnai bulan ini. salah satunya lamle (menyalakan lilin).Â
Tradisi ini di lakukan di penghujung ramadhan tepatnya malam 27 ramadhan, terlihat di malam tersebut setelah siap solat Magrib anak anak menyalakan lilin di depan rumahnya masing masing serta ada yang sengaja membuat batang pisang seperti ( pinang pawe ) tempat lilin tersebut di nyalakan.
Tradisi ini masih eksis di lakukan hingga hari ini, tepatnya di Kampung Pining, Kecamatan Pining, Gayo lues, Aceh. Bagi anak malam 27 Ramadhan kehadirannya sangat di tunggu tunggu untuk main lamle, pun demikian suara petasan atau mercun yang suaranya bersahut sahutan seperti yang sering kita lihat di Stadion bola tanah air.Â
Rasa gembira seakan akan terlihat pada wajah anak anak meyambut hari kemenangan di penghujung ramadhan tersebut.
Belum di ketahui, kapan tradisi ini mulai lakukan. namun, sebelum ada lilin produksi pabrik seperti saat ini, masyarakat atau anak anak menyalakan ( Uyem ) kerak pinus, getah pohon damar dan ketika udah ada minyak tanah anak anak beralih  membuatnya obor untuk di nyalakan sebagai penerangan di malam tersebut.
Dalam tradisi tersebut di iringi menyanyikan semacam yel yel ( Le lamle iyone tepung tikit iyo lang nepung dele sewai gelih dengke tulun reraye e ).Â
Malam ini 27 Ramadhan kita kenduri kecil, terus membuat eneka ragam kue kue, kemudian lebaran menyambut bulan syawal). lebih kurang kalau diartikan. rangkai acara ini hanya berjalan selama lebih kurang 2 jam yakni selepas solat magrib dan memasuki waktu solat Isya sudah berhenti.
Ismailsayuti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H