Mohon tunggu...
Rony Concepcione
Rony Concepcione Mohon Tunggu... wiraswasta -

Suka menulis Puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sabana Cinta dan Akar Rindu

13 Januari 2012   07:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:57 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan bersembunyi di ketiak awan. Begitu sering aku mendakwa diriku bahwa aku bukanlah seorang rahib, juga bukan seorang pemburu tapi aku sungguh sangat memahami ketika gelap itu tiba-tiba menyergapku tanpa keheningan yang indah telah membuat diriku tak cukup mampu untuk melukiskan sebuah gambaran, tentangmu dan tentang mencintaimu.

Ketika itulah aku pun mengerti bahwa dunia yang kubangun dalam keindahan mencintai telah memaksaku merangkai bait-bait bahasa batin. Ketahuilah, mencintaimu adalah bukan sekedar menghapus luka yang sering kutandai dengan air mata yang luar biasa, karena memang yang harus dibilas dari dalam kalbuku bukanlah nestapa yang sewajarnya.

Aku masih memandangi mata pena yang jengah menuliskan riwayat kepalsuan. Di saat itulah anggapanku muncul seiring membatunya rindu, dan berharap bahasa batinku dapat menghapus kesimpulan yang telah tertulis pada kitab-kitab percintaan: mencintai itu bukanlah sebuah sejarah yang harus ditelaah oleh beribu orang dan disaksikan jutaan mata memandang. Bukankah cinta itu adalah sebuah sejarah sunyi bagi hati yang memilikinya.

Aku yang sering rindu pada bahasa-bahasa ketakjuban di antara riuhnya keputusasaan dan gendang-gendang kebencian, hendak meminang batinmu dalam kebersahajaan. Cukuplah cintamu yang akan kujadikan bingkai keheningan hingga nampak elok pada pandangan.

Sabana cinta telah kutemukan dalam dirimu, tapi ingatlah wahai simpul-simpul keindahan, aku bukanlah pemburu dengan anak panah dan busur kayu, bukan pula seorang rahib yang gemar menangis dan merindu. Aku hanyalah penulis bait-bait yang yang memiliki keyakinan bahwa suatu waktu bahasa ketakjubanku tentangmu, tentang mencintaimu akan menjadi sejarah dan tersimpan di diammu yang indah.

Solo, 12 Januari 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun