Jakarta - Kompasiana.com, Willy berawal tidak punya modal hanya mengandalkan handphone dan memasarkan kepada teman teman.
"Bisa dibilang, shine belum punya produksi sendiri " ujar dia.
Bukan berarti usahanya benar-benar berjalan mulus. Ia sempat terpuruk lantaran selama dua tahun, 2019--2021, tidak mengantongi keuntungan sama sekali, bahkan menjurus ke kerugian. Â gara-gara sepi order. Pada covid.
Tapi sejatinya, masalah itu membuat Willy benar-benar pusing . Sehingga, sempat terbesit keinginan untuk berhenti berbisnis.
Alhasil, Willy baru menjalani bisnis pakaian olahraga dua tahun. Sehingga, mungkin masih dalam proses membangun merek.
Tahun 2022 kerja sama sponsorship sejumlah tim Futsal dari kota diluar dari jakarta yaitu makassar ,tim itu punya prestasi.
Bentuk kerjasama, misalnya, berupa pengadaan kostum tim. "Kerja sama sponsorship ini justru  ingin bertujuan di kenal oleh masyarakat diluar jakarta. Ketika kami mensponsori sebuah tim dan jadi runner up untuk tingkat liga nusantara nasional, ujarnya.
Lalu selain itu kerja sama dengan tim universitas asal jakarta yaitu Stie Bp, squad yang didalamnya banyak tim nasional dan tim dari liga pro semisalnya Rizki xavier, afif rizky, revi afrian dan masih banyak lainnya "ujar dia
Shine Indonesia memproduksi apparel sepak bola. Mereka juga menerima pembuatan pakaian olahraga berupa hoodie, t-shirt, juga kaos kaki. Produksi lainnya: jersey basket, futsal, dan voli. Bahkan, pakaian olahraga tembak.
Tantangan utama dalam bisnis dalam jersey mengungkapkan, adalah waktu pengerjaan. Soalnya, konveksi dikenal ngaret. "Saya minimalisir dengan rajin mengawasi" ucapnya saat di temui wartawan, Sabtu, 3/6/2023.
Karna kami berbentuk team work yang selalu berkerja sama satu dengan lainnya,"ungkapnya.
Editor: Ismail Marjuki
Penulis: Ismail/Kompasiana.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H