Mohon tunggu...
ismail al anshori
ismail al anshori Mohon Tunggu... -

hanya seorang manusia yang masih belajar memaknai hidup,,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan: Antara Keluarga dan Visi Hidup

8 Mei 2010   03:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:20 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

JIKA VISI HIDUP KELUARGA YANG DIANUT ADALAH VISI HIDUP PEREMPUAN

Memberikan pendidikan atau istilah lain memberdayakan perempuan akan membuat perempuan mempunyai pilihan dalam hidupnya. Pada saat ini, konon, 50% dari working force di usa diisi oleh perempuan, tapi masih berada di level bawah, belum di inner circle.

Jika visi hidup yang dominan “dipakai” di keluarga adalah dari pihak lelaki, maka hal ini sepertinya sudah cukup umum di masyarakat kita, dimana kemudian pihak perempuan mengalah.
Nah, bagaimana jika visi hidup yang dianut adalah dari pihak perempuan?
Apakah perempuan siap menjadi nakhoda dalam suatu biduk rumah tangga, melayarkannya dengan speed yang sama dengan lelaki? Walaupun banyak perempuan yang secara teknis mampu melakukannya bahkan mungkin lebih mampu dari pasangannya, kemungkinan besar sebagian besar perempuan, apapun rasnya, belum siap dengan mentality ini.

Pada saat ini di berbagai perusahaan, posisi di middle management saja masih langka diisi oleh perempuan. Perempuan yang terjerumus disini akan menemukan dirinya agak kesepian, harus mencoba sedemikan rupa menyesuaikan dengan lelaki, apalagi bila sudah di inner circle, dan akan bertambah berat lagi kalau tidak disupport pula sama pasangannya.

Berikut ini cuplikan yang menarik dari kisah hidup margareth tatcher;

(Ini pidato beliau waktu suaminya meninggal) Thatcher paid tribute to him by saying, "Being Prime Minister is a lonely job. In a sense, it ought to be—you cannot lead from a crowd. But with Denis there I was never alone. What a man. What a husband. What a friend".

Now in her declining years, she began complaining about her "lost" family, (Mark in South Africa, Carol in Switzerland) , but her daughter was less than sympathetic; "A mother cannot reasonably expect her grown-up children to boomerang back, gushing cosiness and make up for lost time. Absentee Mum, then Gran in overdrive is not an equation that balances.

Memang uraiannya cukup panjang, akan tetapi pesannya sederhana: jika engkau ingin agar engkau dan pasanganmu sukses bersama-sama, kejar mimpimu, dan cari pasangan yang juga berjalan kearah mimpi yang sama.

Didiklah perempuan kalau kita ingin memajukan suatu bangsa [unknown].

Thanks to:

Bu KD, Mas AA, Bu Esthi, Uni Riza, Bu Fanny, Cak Datuk, dan rekan-rekan lainnya di milis alumni yang telah memberikan pandangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun