Mohon tunggu...
Ismah Irdhiyahtus Sholikha
Ismah Irdhiyahtus Sholikha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya merupakan seorang mahasiswa disalah satu universitas di Surabaya

Saya mahasiswa di fakultas ilmu komputer saya suka dengan editing video, foto atau desain aplikasi (UI/UX)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Media Sosial Dalam Meningkatkan Kesadaran Bela Negara

20 Desember 2024   18:22 Diperbarui: 20 Desember 2024   18:40 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Outbound Bela Negara UPN Veteran Jawa Timur 2024

Perkembangan media sosial yang begitu pesat telah mengubah  perubahan dunia sosial dan membuat orang percaya bahwa kekuatan suatu negara tidak hanya diukur berdasarkan kekuatan ekonomi atau militer, tetapi juga berdasarkan penguasaan media sosial. Media sosial adalah alat yang memungkinkan orang berinteraksi dan bersosialisasi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Saat ini, penggunaan media sosial masih menjadi sumber informasi negatif. Salah satu contohnya adalah informasi provokatif yang dikirim melalui media sosial, yang dapat menimbulkan permusuhan, kesalahpahaman, dan perpecahan baik secara individu maupun kelompok, sehingga mengancam stabilitas wilayah. 

Di era digital, peningkatan kesadaran bela negara di kalangan generasi muda masih menjadi tantangan yang signifikan. Berbagai faktor dapat menyebabkan kesadaran bela negara yang rendah, termasuk kurangnya keteladanan, kurangnya narasi bela negara, kurangnya konten kreatif terkait bela negara, kurangnya pemahaman tentang sejarah dan tradisi, dan penegakan hukum yang semakin melemah terkait pertahanan negara. Selain itu, kesadaran bela negara sangat dipengaruhi oleh pendidikan.  Pendidikan yang berorientasi pada bela negara dapat membantu siswa memahami sejarah, prinsip, dan semangat untuk melindungi kedaulatan negara. 

Program Bela Negara sering dikaitkan dengan kegiatan seperti upacara, baris berbaris, atau ceramah, yang memberi kesan bahwa program tersebut lebih berfokus pada pelatihan militer atau semi-militer. Hal ini menyebabkan beberapa komunitas, terutama remaja, tidak tertarik untuk berpartisipasi dalam program Bela Negara. Generasi muda di era digitalisasi dan internet tampaknya belum memahami konsep Bela Negara secara menyeluruh. Untuk mengubah perspektif ini, penting untuk menekankan bahwa bela negara tidak hanya mencakup aspek militer atau fisik.

Strategi yang tepat untuk meningkatkan kesadaran bela negara kepada generasi muda harus di lakukan dengan pendekatan yang lebih interaktif  contohnya melakukan kampanye dengan melibatkan influencer  dengan konten menarik dan dikemas dengan visualisasi atau penggambaran yang mudah dimengerti, selanjutnya dengan story telling yang sedang beredar di media sosial atau dengan podcast yang merupakan wadah diskusi dikalangan generasi muda yang dimana isinya terkait dengan rasa cinta tanah air, atau prestasi generasi muda yang dapat memotivasi penonton agar Indonesia lebih dikenal dunia, konten dengan karakter animasi juga tidak kalah menarik atau bisa dengan visualisasi cerita komik terkait perjuangan atau sejarah Indonesia.

Dengan pendekatan kreatif dan interaktif diharapkan genarasi muda mau belajar atau sadar terkait pentingnya bela negara dan di harapkan konten kreator atau influencer mau bekerja sama untuk mencerdaskan bangsa dengan menanamkan nilai nilai bela negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun