KONSEP
Vaksinasi adalah pemberian vaksin dalam rangka meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat individu terpapar dengan penyakit maka tubuh akan bisa memproses perlindungan agar tidak terpapar penyakit atau nantinya hanya akan mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penyebaran parah. Pada masa pandemi covid-19 saat ini pemerintah sedang gencar untuk mengadakan suntik vaksin secara gratis di setiap pelosok daerah guna menekan angka paparan dan penyebaran virus covid-19. Vaksinasi yang diadakan pemerintah dalam rangka menjauhkan warganya dari suatu penyakit sebagai langkah pencegahan. Setiap orang sudah diwajibkan untuk mendapatkan vaksin tersebut, dimulai dengan suntikan pertama dan suntikan kedua kemudian dilanjutkan dengan Vaksin Booster yang dilakukan secara bertahap.Â
Namun sayangnya, program pemberian vaksin secara gratis yang diadakan oleh pemerintah ini menimbulkan kecemasan dan kepanikan di tengah masyarakat lantaran adanya dugaan bahwa penyuntikan vaksin gratis oleh pemerintah dilakukan hanya dengan menyuntikkan alat suntik yang kosong dan tidak berisi cairan vaksin, kasus penyuntikkan vaksin kosong yang dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan (nakes) perawat dan dokter ini akhirnya menjadi isu berita viral di media sosial.
Salah satu kasus penyuntikan vaksin kosong ini terjadi di sekolah dasar yang ada di Kota Medan yakni Sekolah Dasar (SD) Wahidin, Kecamatan Medan, Labuhan, Sumatera Utara. Dalam video viral yang beredar, nampak seorang dokter mengeluarkan suntikan dari segel kertas. Setelah itu, sang nakes menarik sedikit ujung tuas spuit dan menginjeksi ke lengan sebelah kiri murid SD itu. Akan tetapi, suntikan itu tampak tak berisi cairan vaksin alias kosong. Vaksinator berkerudung tersebut mengambil tisu dan meletakkannya di lengan murid SD yang disuntik tadi, ia juga sempat mengajak murid SD berkacamata itu mengobrol.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Taufiq mengungkapkan tenaga kesehatan yang diduga menginjeksi suntikan tanpa cairan vaksin Covid-19 ke murid SD Wahidin, Medan, bukan berasal dari instansi pemerintah. Menurutnya, kegiatan itu bukan program yang dilakukan Pemerintah Kota Medan, namun merupakan pekerjaan dari Polsek Medan Labuhan dengan tenaga kesehatan dan vaksinator yang mereka undang sendiri. "Iya soal vaksinasi yang diduga kosong itu terjadi di SD Wahidin yang dilaksanakan Polsek Medan Labuhan di bawah Polres Belawan. Kabarnya sekarang sedang mereka telusuri dan penyelidikan," kata Taufiq, (21/1).
Polda Sumatera Utara telah melimpahkan berkas perkara suntikan vaksin Covid-19 kosong ke Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Tinggi Kejati (Sumut). Penyelidikan sementara dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium terhadap darah untuk mengetahui berapa jumlah anak yang mengalami penyuntikan vaksin kosong dan hasilnya beberapa siswa dan siswi di sekolah wahidin kecamatan labuhan Kota Medan, tidak ditemukan kandungan vaksin dalam tubuh siswa dan siswi  ini. Diperkirakan ada lebih dari 60 orang anak mengalami penyuntikan vaksin kosong saat Vaksinasi Covid-19 di Sekolah Wahidin di Kecamatan Medan, Labuhan, Sumatera Utara yang dilakukan oleh seorang dokter bernama Tengku Gita Aisyaritha. Hal ini membuat keresahan masyarakat menjadi sangat meningkat dan membuat setiap lapisan masyarakat meragukan setiap hak warga masyarakat untuk mendapatkan hak pelayanan kesehatan.
DESKRIPSI
Kasus penyuntikan vaksin kosong di SD Wahidin, Medan, menimbulkan kekhawatiran dan kepanikan yang signifikan di masyarakat. Program vaksinasi Covid-19 gratis yang diadakan oleh pemerintah seharusnya menjadi langkah penting dalam upaya menekan penyebaran virus, namun kasus ini menciptakan keraguan dan ketidakpercayaan terhadap keamanan dan keefektifan program tersebut. Tanggapan atas kasus ini mencerminkan ketidakpuasan dan kekhawatiran masyarakat terhadap kualitas dan keamanan vaksin yang disediakan oleh pemerintah. Hal ini juga menyoroti pentingnya pengawasan dan pengendalian mutu dalam pelaksanaan program vaksinasi, serta perlunya transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus-kasus serupa di masa depan.
Keterlibatan tenaga kesehatan dan vaksinator yang tidak berasal dari instansi pemerintah juga menimbulkan pertanyaan tentang keamanan dan legalitas praktik medis mereka. Tanggapan terhadap kasus ini menekankan perlunya penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran etika medis dan tanggung jawab profesi dalam melindungi kesehatan masyarakat. Selain itu, ketidakhadiran cairan vaksin dalam tubuh siswa yang telah disuntikkan menimbulkan kekhawatiran serius tentang efektivitas program vaksinasi dan perlunya peningkatan pengawasan terhadap proses vaksinasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Tanggapan ini menyoroti pentingnya perlindungan terhadap kesehatan masyarakat serta perlunya tindakan preventif dan penanganan yang cepat dalam mengatasi kasus-kasus yang melanggar prinsip-prinsip bioetika dan kesehatan publik.
Kasus penyuntikan vaksin Covid-19 kosong oleh seorang dokter di SD Wahidin, Medan, mencetuskan perdebatan dalam ranah bioetika. Tindakan tersebut mengundang keprihatinan serius terkait etika profesi medis dan kepatuhan terhadap prinsip kesehatan masyarakat. Tindakan yang diduga dilakukan oleh dokter tersebut menimbulkan pertanyaan tentang integritas dan moralitas dalam praktek medis. Bioetika menekankan pentingnya etika dalam melakukan tindakan medis, termasuk kepatuhan terhadap standar dan prosedur yang ditetapkan dalam vaksinasi. Keterlibatan dokter dalam kasus ini juga menyoroti aspek tanggung jawab profesi medis terhadap kesejahteraan pasien dan masyarakat. Pemberian vaksin yang tidak sesuai standar dapat membahayakan kesehatan publik dan melanggar prinsip non-maleficence dalam bioetika.
Sementara itu, proses hukum yang berlangsung menegaskan pentingnya penegakan keadilan dan pertanggungjawaban atas pelanggaran etika medis. Dengan penetapan status tersangka terhadap dokter yang terlibat, diharapkan ada keadilan bagi korban dan penegakan hukum yang sesuai. Kasus ini juga menyoroti pentingnya pengawasan dan pengendalian mutu dalam pelaksanaan program vaksinasi, serta perlunya tindakan pencegahan terhadap potensi kejadian serupa di masa depan.
Reaksi dari pihak berwenang terhadap dugaan penyuntikan vaksin kosong ke murid SD Wahidin, Medan, menunjukkan seriusnya penanganan terhadap masalah ini. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Taufik, mengungkapkan bahwa tenaga kesehatan yang terlibat tidak berasal dari instansi pemerintah, melainkan dari Polsek Medan Labuhan yang mengundang vaksinator sendiri.
Taufik telah berkoordinasi dengan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, untuk menyelidiki lebih lanjut kasus ini, menyatakan bahwa hal ini menjadi perhatian utama pemerintah daerah. Video yang beredar menunjukkan adegan yang mencemaskan di mana seorang vaksinator diduga menyuntikkan vaksin kosong ke seorang siswa SD. Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Faisal Rahmat Husein Simatupang, menyatakan bahwa kasus ini sedang dalam penyelidikan, dengan para tenaga kesehatan yang terlibat telah menjalani pemeriksaan di polres. Identitas tenaga kesehatan tersebut juga sudah diketahui oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
Penyelidikan yang sedang berlangsung menunjukkan keseriusan aparat dalam menangani masalah ini serta komitmen untuk mengusut tuntas dan menindak pelanggaran yang terjadi dalam program vaksinasi Covid-19.
PENILAIAN
Pemberian vaksin kosong bagi siswa SD di Medan merupakan masalah yang serius, terutama vaksin ini merupakan upaya yang dilakukan untuk memerangi penyebaran covid-19. Adanya pemberian vaksin kosong ini menciptakan ketidakpercayaan dan kekhawatiran yang lebih besar di antara masyarakat terhadap program vaksinasi. Kepentingan publik harus selalu menjadi prioritas utama, terutama mengingat kasus ini menyangkut siswa SD yang merupakan generasi penerus bangsa di masa depan. Kesehatan dan keselamatan mereka merupakan hal penting. Oleh karena itu, penting bagi pihak berwenang dan instansi terkait untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap insiden ini.Â
Langkah - langkah harus diambil untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari vaksin yang kosong dan memastikan bahwa hal serupa tidak terjadi di masa depan. Otoritas kesehatan dan pemerintah setempat harus berkomunikasi secara terbuka dan transparan dengan masyarakat, termasuk orang tua siswa SD, mengenai kejadian ini. Dalam kasus ini, tindakan yang dilakukan oleh pemerintah setempat sudah cukup baik, yaitu dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Taufik, berkoordinasi dengan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, untuk menyelidiki lebih lanjut kasus ini. Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Faisal Rahmat Husein Simatupang, melakukan penyelidikan dengan para tenaga kesehatan yang terlibat dan telah menjalani pemeriksaan di polres. Identitas tenaga kesehatan tersebut juga sudah diketahui oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
DAFTAR PUSTAKA
CNN Indonesia. (2022, January 21). Dinkes Buka Suara soal Nakes Suntik Kosong Vaksin ke Murid SD Medan. Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220121111616-20-749480/dinkes-buka-suara-soal-nakes-suntik-kosong-vaksin-ke-murid-sd-medan/amp
CNN Indonesia. (2022, January 21). Viral Vaksin Kosong di Medan, Menkes sebut Orangnya Sudah Ketahuan. Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220121095743-20-749442/viral-vaksin-kosong-di-sd-medan-menkes-sebut-orangnya-sudah-ketahuan
CNN Indonesia. (2022, February 23). Kasus Dokter Suntik Vaksin Kosong di Medan Segera Disidang. Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220223134704-12-762950/kasus-dokter-suntik-vaksin-kosong-di-medan-segera-disidang
CNN Indonesia. (2022, July 27). Dokter Divonis 3 bulan Penjara Kasus Suntik Vaksin Kosong ke Siswi SD. Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230727194204-12-978782/dokter-divonis-3-bulan-penjara-kasus-suntik-vaksin-kosong-ke-siswi-sd
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.  Vaksinasi Covid-19. Retrived from  https://layanandata.kemkes.go.id/katalog-data/covid-19/ketersediaan-data/vaksinasi-covid-19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H